Diari 4 Cewek Psikopat (Bagian 1)
Mengetahui dirinya tidak bisa hamil membuat Aling kesetanan melampiaskan nafsu hipernya. Dia sudah meniduri puluhan pria, dan tidak terbatas hanya mahasiswa saja, tapi bahkan orang yang jauh lebih tua.
Dari semua mangsa Aling, tidak ada yang nasibnya semalang Yi Chen, yang dijadikan dildo hidup dan disetubuhi Aling sampai mati.
Kejadian ini terjadi ketika para anggota geng psikopat itu saling bersaing siapa di antara mereka yang paling sadis. Mereka llu menuliskan pengalaman mereka menyiksa mangsa mereka di dalam suatu diari, yang kemudian akan dibagikan ke para anggota geng lainnya.
Aling memilih untuk menyiksa mangsanya dengan siksaan seks sampai mangsanya mati. Aling menggunakan kelebihannya, yaitu nafsu hiperseksnya yang tanpa batas untuk menyiksa mangsanya.
Aling teringat Yi Chen, cowok lemah yang dulu pernah sekali digoda Aling untuk bercinta dengannya di apartemennya.
Yi Chen sekarang sudah lulus dan sudah bekerja. Sejak bercinta dengan Aling, setiap kali Yi Chen masturbasi, selalu dirinya terbayang wajah Aling. Dia selalu membayangkan dirinya bercinta lagi dengan Aling.
Keinginan Yi Chen akhirnya terkabul. Tanpa angin tanpa hujan, tiba-tiba dirinya mendapat panggilan telepon misterius. Setelah diangkat, rupanya Aling yang meneleponnya dan minta bertemu dengannya.
Aling: Kak... Masih inget sama Aling? Aku kangen bercinta lagi sama kakak. Ayo kita ketemuan di kampus jam 7 malam ini. Aku tunggu di lobi ya.
Telepon ditutup. Yi Chen gelagapan ditembak begitu. Yi Chen langsung kegirangan dan mengirim pesan ke Aling bahwa dirinya akan datang ke sana.
Malamnya...
Ketika mereka bertemu dan berbasa-basi, Aling mengajak Yi Chen ke tempat parkir kampus dan menggoda Yi Chen.
Aling: Kak... Temenin Aling ya.. aku takut sendirian di apartemen.
Aling pun mengandeng tangan Yi Chen layaknya pacar. Darah muda Yi Chen menggelegak diajak Aling seperti ini. Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil Aling dan Aling di posisi menyetir.
Aling: Kak, aku mau kasih kejutan ke kakak. Ayo pakai penutup mata ini. Jangan dilepas ya sampai kita sampai.
Yi Chen yang nafsunya sudah sangat menggelegak menurut saja disuruh demikian oleh Aling.
Tapi mobil Aling rupanya tidak menuju ke apartemen Aling, melainkan ke sebuah perbatasan kota yang masih penuh pepohonan. Di tengahnya ada gubuk tua yang tidak ada pemiliknya.
Aling: Kak, kita sudah sampai.
Yi Chen pun membuka penutup matanya. Dia pun terkejut karena berada di tengah hutan.
Yi Chen: Aling, kenapa kita di sini? Kamu menjebakku ya??
Aling: Tidak kak. Di sini tidak ada yang akan menganggu kita bercinta. Silakan kakak jerit sepuasnya di sini.
Aling langsung mencumbu Yi Chen dan Yi Chen langsung menggerayangi tubuh seksi Aling.
Aling: Ayo lanjut di dalam kak.
Mereka berdua langsung masuk ke dalam gubuk itu. Di dalam gubuk itu mereka akan bercinta.
Di dalamnya hanya ada satu ranjang dengan 4 borgol di ujung-ujungnya. Yi Chen sudah merasakan dirinya dalam bahaya, tapi nafsunya pada Aling membuatnya pikirannya blank.
Apalagi ketika Aling membuka baju dan celananya. Yi Chen pun melakukan hal yang sama. Sekarang mereka berdua sudah bugil.
Yi Chen pun menurut saja ketika disuruh tidur di ranjang dan Aling memborgol kedua tangan dan kedua kakinya di ranjang itu.
Aling pun naik ke atas batang penis Yi Chen yang sudah mengacung itu dan memasukannya ke liang kenikmatannya.
Aling: Silakan jerit sepuasnya kak. Di tengah hutan ini hanya ada kita berdua. Aku mulai ya kak.
Muka Yi Chen langsung pucat dan dia menyesal sudah membiarkan Aling memborgol dirinya.
Namun sudah terlambat, sekarang batang penis Yi Chen sudah masuk ke dalam vagina Aling.
Pinggul Aling pun mulai bergerak kiri kanan, maju mundur, naik turun, untuk mencari spot kenikmatan. Mata Yi Chen sudah merem melek dan pinggulnya bergerak mengikuti irama Aling. Terdengar bunyi deritan ranjang di antara desahan Yi Chen dan Aling.
Sekitar 10 menit digoyang Aling, Yi Chen merasa penisnya berdenyut. Dia memberi isyarat Aling kalau dirinya akan ejakulasi.
Yi Chen: Uhhgg... uuuhhhgg...
Yi Chen tidak tahan lagi dan menyemburkan pejunya ke dalam rahim Aling. Orgasmenya sangat intens sehingga membuat Yi Chen menjerit.
Yi Chen: AAAAAAHHHHH!! NIKMATTT!!
Aling: Enak ya kak lobangku... Aling belum puas kak. Kita lanjut lagi ya...
Aling tidak berhenti menggenjot walau Yi Chen sudah ejakulasi. Yi Chen kaget dan mulai menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil merintih meminta Aling stop ketika merasakan batangnya sudah sensitif karena baru ejakulasi.
Tapi Aling sudah dalam posisi trance. Dia seperti mesin yang konstan menggenjot Yi Chen. Otot-otot vaginanya juga terus meremas-remas batang Yi Chen.
5 menit kemudian, Yi Chen terus menggelinjang kegelian hebat karena penisnya dirangsang terus setelah ejakulasi. Batangnya masih belum tegak kembali dan dia mulai merasa ada yang salah dengan Aling.
Aling dengan tatapan kosong terus menggenjot tanpa henti mangsanya itu.
Sementara tangannya sekarang mulai memainkan buah dadanya sendiri. Kepalanya mendongak ke atas dan mulutnya bergumam-gumam tidak jelas. Aling sudah seperti orang kesurupan.
Aling: Mmmhhh mmmhhh... ayo kak ayo mmmhhhh... ahhh... ahh... ayo tegang lagi kak...
Yi Chen sangat ketakutan tapi dengan kedua tangan dan kaki terpasung, dia tidak bisa melepaskan diri dari cengkraman vagina dan tindihan badan Aling.
15 menit kemudian, penisnya pun perlahan tegang kembali di dalam liang kenikmatan Aling. Ketika sudah tegang, dengan gerakan konstan, Aling terus menggenjotnya dan tidak sampai 10 menit kemudian, muncratlah ejakulasi kedua Yi Chen. Dia pun mengerang hebat.
Yi Chen: ERRRRGGHHH...
Ketika ejakulasi kedua ini kenikmatan Yi Chen sudah bercampur rasa sakit karena otot penisnya sudah kelelahan. Dia merasa tidak akan sanggup lagi melanjutkan.
Tapi di luar dugaan Yi Chen. Aling sama sekali tidak lelah. Dengan gerakan dan genjotan yang konstan dan cengkraman kuat otot vagina Aling, Yi Chen mulai merasa batang penisnya sakit. Setelah ejakulasi keduanya, tidak ada lagi rasa nikmat dari setiap gesekan dinding Aling. Penisnya sudah sangat sensitif dan dia pun sudah tidak bisa menahan lagi jeritan kesakitannya.
Yi Chen: STOP STOPPP ALING!! HYAAAHHH!!
Yi Chen mulai meronta dan mengerang agar Aling menghentikan genjotannya. Tapi Aling tidak mendengar lagi rintihan Yi Chen. Pinggul Aling terus bergerak konstan naik turun seperti mesin. Walau Yi Chen bergerak sekuat tenaga agar bisa melepaskan penisnya dari dalam liang kenikmatan Aling, tapi usahanya sia-sia.
Ketika penis Yi Chen terpeleset keluar dari lubang Aling, tapi tangan Aling memasukkan lagi penis itu ke dalam vaginanya dan kembali mencengkramnya dengan otot vaginanya.
Aling: AH AH AHHH... Ayo kak... terus... terus muncrat untuk Aling... ahhhhhh... ahhhhhhh... ayo goyang lagi kak...
Penis Yi Chen yang sudah loyo terus-menerus dirangsang otot-otot vagina Aling yang sama sekali tidak berkurang kekuatannya. Kali ini butuh waktu sampai 2 jam supaya penis Yi Chen tegak kembali.
Selama waktu itu, dia terus meronta-ronta kesetanan karena tidak kuat akan siksaan Aling. Perlahan-lahan penis loyo Yi Chen tegak kembali di dalam liang kenikmatan Aling. 15 menit setelah itu, muncratlah ejakulasi ketiga Yi Chen.
Yi Chen: STOPPPP!! STOP!! SPERMA GUA HABIS!! ARRRRRRGGGGHHH!!
Yi Chen melolong kesakitan di ejakulasi ketiganya. Namun Aling masih terus melanjutkan genjotannya. Mata Yi Chen melotot dan dia mulai memohon-mohon pada Aling.
Kali ini Yi Chen sudah sangat ketakutan akan mati di gubuk itu dan mulai menangis tersedu-sedu. Wajah cantik Aling sudah terlihat seperti setan di mata Yi Chen.
Yi Chen: Huuuhhhmmm... huhhmm... hhiiihh... hhiihh... stoppp... Stop gua mohon... huhuhuu...
Air mata mulai keluar dari mata Yi Chen. Dia sudah tidak meronta-ronta lagi tapi matanya memohon belas kasihan Aling agar berhenti menyetubuhinya.
Aling masih terus menggenjot Yi Chen sambil mulutnya meracau keenakan. Setelah 1 jam kemudian, tiba-tiba kedua tangan Aling menekan dada Yi Chen dan Aling bersiap mengalami orgasmenya yang pertama.
Aling: Uuunmnggh... uunnggh... uuahh.. unngh...
Otot vaginanya mengeras. Cairan kewanitaanya luber ke selangkangan Yi Chen. Setelah begitu lama bercinta, Aling baru sekali orgasme. Walau sudah orgasme, Aling belum puas dan terus menggenjot penis Yi Chen.
Aling: Ayo kak… kita lanjut sampai pagi…
Yi Chen menangis terisak. Semprotan maninya sudah hanya sedikit saja dan sangat encer. Selama waktu itu, bola mata Yi Chen sudah ke atas dan dia sudah kehilangan persepsi waktu.
Aling: Uuuaaahhh...
Yi Chen: Uuuuughhhhh... uughhh...
Otot vagina Aling memijat-mijat batang Yi Chen dan memaksa Yi Chen ejakulasi terus-menerus.
Aling: Uh uhhh uhhhh ayo terus kak uhhhh...
Aling terus menggenjot Yi Chen. Total sudah sekitar 10 jam sejak Aling menyetubuhi Yi Chen. Selama waktu itu, Yi Chen maupun Aling tidak makan, minum atau pun tidur. Ejakulasi Yi Chen sudah mencapai 6x tanpa sekali pun mereka berganti posisi seks. Namun Aling baru 1x orgasme.
Yi Chen sudah setengah gila. Dia terus-menerus menjerit dan melenguh karena spermanya sudah habis dan batangnya sudah mati rasa.
Aling: Ahhh ahhh ahhh... ayo kak tegang lagi kak... Ahh ahh...
1 jam kemudian, mendadak Aling tersadar dari trancenya. Dia rupanya kehilangan persepsi waktu ketika trance. Dia tak sadar sudah menyetubuhi mangsanya 12 jam tanpa jeda.
Aling pun bangun dari penis Yi Chen. Dia lalu berpakaian dan beranjak keluar gubuk.
Aling: Kakak aku tinggal di sini ya. Besok malam Aling kembali untuk bercinta lagi seperti malam ini.
Aling pun dengan dingin meninggalkan mangsanya sendirian di sana tanpa memperdulikan teriakan dan tangisan Yi Chen agar melepasnya.
_________________________________
Malamnya, Aling mendatangi lagi Yi Chen. Dilihatnya muka Yi Chen sudah setengah mati akibat tidak makan dan minum dari kemarin. Tercium pula aroma busuk dari kotoran dan air kencing Yi Chen di atas ranjang. Tenaga Yi Chen sudah habis karena terus berteriak minta tolong dan berusaha melepaskan diri.
Yi Chen: Huhuhuhu... gua lapar huhuhu... Ampun Aling... Gua ga kuat ngeseks lagi... Lepasin gua Aling. Gua udah mau mati...
Yi Chen menangis pilu dan terus meminta Aling melepaskan borgolnya namun Aling dengan dingin mulai melepaskan pakaiannya dan bersiap untuk menyetubuhi Yi Chen.
Aling: Kakak ini cuma penis pemuas nafsu Aling, jadi tugas kakak hanya tegang dan ejakulasi.
Aling lalu menggesek-gesekkan penis loyo Yi Chen ke bibir vaginanya. Karena batang penis Yi Chen sudah begitu lemasnya setelah dipakai Aling dengan begitu brutal kemarinnya, batang penis itu tetap tak bisa berdiri. Akhirnya Aling mengeluarkan sebotol besar obat perangsang khusus yang selalu dipakai geng psikopat itu untuk menyiksa mangsanya. Tanpa basa-basi, Aling membuka paksa mulut Yi Chen dan mencekoki isi botol itu ke dalam mulut Yi Chen.
Yi Chen: GGGGGRRLLLBBBB!!
Aling terus memaksa sampai seperempat isi botol itu tertelan oleh Yi Chen. Tak terhitung berapa butir obat laknat itu tertelan oleh Yi Chen. Namun beberapa menit kemudian, batang Yi Chen pun perlahan ereksi kembali. Aling yang sudah tak sabar langsung menggesek-gesekkan batang Yi Chen ke bibir vaginanya sampai batang itu ereksi sempurna.
Ketika sudah ereksi, batang itu langsung dimasukkan Aling ke dalam vaginanya. Setelah masuk, Aling pun lalu mulai kembali menggenjot penis malang itu di liang kenikmatannya.
Yi Chen: Le... lepasin gua Aling... Ampuuunnnn... Huhuhu... Gua lapar... Gua ga mau ngeseks lagi... Sakiiiiitttt... Huhuhu...
Aling: Ah... ahhh... Kakak takkan aku lepas. Saat ini kakak cuma dildo Aling yang bisa Aling pake sampai rusak.
Yi Chen terkejut mendengar dinginnya jawaban Aling. Namun walau dia terus meronta dan menangis, Aling tetap menyetubuhinya seperti hari pertama.
Aling pun masuk dalam trance dan tangisan Yi Chen makin menjadi ketika spermanya dipaksa muncrat berkali-kali di dalam liang kenikmatan Aling. Efek obat laknat itu membuat batang penisnya terus ereksi karena terus teraliri darah dan produksi spermanya meningkat berkali lipat. Lolongan kesakitan Yi Chen dan desahan nikmat Aling bergema di gubuk itu sepanjang malam hampir tanpa henti.
Setelah hampir 10 jam bercinta, total sudah 26 kali Yi Chen ejakulasi karena obat laknat itu membuatnya tak bisa lemas dan produksi spermanya terus diproduksi. Walau demikian, namun batang penis Yi Chen sudah sangat lemas karena terus dipakai Aling tanpa istirahat.
Kembali Aling hanya sekali orgasme. Dia tersadar dari trancenya ketika hari sudah pagi. Aling pun beranjak bangun dari penis Yi Chen dan berpakaian lalu meninggalkan kembali Yi Chen membusuk di gubuk itu di tengah-tengah jeritan dan isak tangis Yi Chen.
____________________________
Di malam hari ketiga, Yi Chen sudah begitu lemas dan tidak sanggup menjerit atau berteriak. Kulitnya sudah dipenuhi banyak belatung dan kutu busuk. Aroma busuk begitu menyengat dari sekujur tubuh Yi Chen. Dia terus menerus menangis dan memohon ampun pada Aling ketika melihat Aling datang. Tanpa menggubris Yi Chen atau merasa jijik dengan kondisi Yi Chen, Aling kembali melepas pakaiannya dan memainkan batang penis mangsanya itu agar tegang. Efek obat perangang kemarin masih tersisa namun penis Yi Chen tidak terlalu tegak, Aling akhirnya memaksa Yi Chen menelan lagi seperempat botol obat perangsang yang dibawanya.
Aling: Penis kakak masih letoy! Buka mulutnya kak!
Yi Chen: Hmmppphh... Hmmmppphh...
Walau Yi Chen menolak, obat perangsang itu tetap dipaksa Aling agar tertelan olehnya. Tidak berapa lama, efek obat perangsang itu bekerja. Darah mulai mengalir ke batang penis Yi Chen dan membuat batangnya tegak kembali. Tangis Yi Chen pun makin menjadi karena tahu apa yang akan dilakukan Aling setelah ini.
Aling pun kembali memasukkan batang malang itu ke lubangnya dan mulai menggenjot Yi Chen di tengah isak tangis Yi Chen. Setelah menyiksa Yi Chen selama 5 jam dan membuatnya 10 kali ejakulasi, Aling mendadak tersadar, namun dia belum orgasme.
Aling yang tidak sabar kembali memasukkan seperempat botol lagi obat perangsang itu ke dalam mulut Yi Chen. Setelah Yi Chen dengan gelagapan menelan semua obat laknat itu, batang penis malang Yi Chen menjadi sangat sakit karena aliran darah terlalu banyak mengalir ke batangnya. Aling menjilat bibirnya melihat batng Yi Chen yang sudah sangat memerh dan berurat, dan dia pun langsung kembli menggenjot Yi Chen.
Akhirnya setelah 4 jam lagi menggenjot Yi Chen, Aling pun orgasme. Selama waktu itu, Yi Chen 12 kali lagi memuntahkan laharnya di dalam vagina Aling. Selama digenjot, mata Yi Chen sudah membelalak dan air liurnya terus keluar. Di otak Yi Chen hanya memikirkan kenikmatan vagina Aling karena overdosis obat kuat tersebut.
Setelah orgasme, Aling pun tersadar dan beranjak bangun dari badan Yi Chen. Hari sudah agak subuh, Aling pun berpakaian dan pergi dari gubuk itu. Dengan dingin dia kembali meninggalkan Yi Chen yang sudah sekarat karena tak makan dan minum berhari-hari.
___________________________
Di malam hari 4, Yi Chen sudah kurus kering dan tidak bergerak lagi. Dia sudah menjadi mayat hidup karena otaknya sudah menjadi bubur. Yi Chen juga tidak mampu melakukan apapun selain bernafas tersengal-sengal. Kulitnya sudah berdarah-darah digigiti begitu banyak serangga yang tertarik akan bau busuk tubuhnya.
Namun tanpa peduli dengan kondisi mangsanya, cewek psikopat itu tetap melanjutkan siksaan seksnya. Dia lalu membuka seluruh pakaiannya dan kali ini memaksa satu botol penuh obat perangsang itu masuk ke mulut Yi Chen. Tanpa melawan, Yi Hen menelan demikian banyak obat itu. Efek obat itu langsung bekerja. Badan Yi Chen yang sudah seperti mayat hidup kontras dengan batang penisnya yang tegang memerah dan berurat. Beberapa detik kemudian, Yi Chen langsung menyemburkn air mani tanpa disentuh. Aling tertawa histeris melihat mangsanya iut.
Aling: Kakak udh mau mati tapi masih bernafsu sama Aling ya, kak hihihi...
Aling pun naik ke penis Yi Chen dan mulai menyetubuhi Yi Chen.
Selama 10 jam bercinta dengan Aling, Yi Chen sebenarnya sudah mati, nmun dia masih bisa 20 kali ejakulasi di dalam vagina Aling.
Menjelang pagi, Aling baru tersadar dari trancenya. Aling pun bangun untuk melepaskan batang penis Yi Chen dari lubangnya. Dilihatnya penis Yi Chen masih tegak dn penuh lecet akibat gesekan dinding vaginanya. Seluruh badan Yi Chen sudah sangat pucat dengan mata melotot dan lidah terjulur keluar.
Aling pun memeriksa nafas dan denyut nadi Yi Chen yang ternyata sudah berhenti. Tubuh Yi Chen pun sudah sangat dingin, menandakan Yi Chen sudah mati semalaman akibat overdosis obat dan malnutrisi.
Aling: Uuhh... ternyata semalaman ini aku bercinta dengan mayat.
Setelah hampir 4 hari dijadikan dildo hidup oleh Aling, badan Yi Chen menyerah. Namun sampai mati pun, penis Yi Chen masih terus mengacung dan masih bisa ejakulasi karena efek obat laknat itu.
Aling lalu mengubur mayat Yi Chen di bawah lantai gubuk itu yang memang sudah disiapkan olehnya. Semua barang Yi Chen juga ikut dikuburnya di sana. Kasur yang penuh kotoran dan darah yang menempel itu lalu dibakarnya dengan korek api sampai hanya tersisa kerangka kasurnya saja.
Aling pun menelepon Mei Zu dan melaporkan kematian mangsanya. Sekarang giliran Fang-Fang yang harus menyiksa mangsanya lalu menuliskan bagaimana penyiksaan itu berlangsung.