Disiksa 4 Sekawan (Bagian 3)
Mei Zu, Fei Lin, dan Aling membantu Fang-Fang untuk menjinakkan Xiao Po yang melakukan perlawanan hebat.
Mei Zu yang ikut kelas beladiri, lalu memiting leher Xiao Po sampai Xiao Po terduduk. Fei Lin lalu menahan kaki kanan Xiao Po, sementara Aling menahan kaki kirinya.
Kekuatan mereka di luar dugaan Xiao Po. Walau cewek, kekuatan mereka ada di atas Xiao Po.
Setelah Xiao Po terkunci, Fang-Fang tiba-tiba menyetrum penis Xiao Po dengan alat setrumnya. Suara listrik terdengar jelas dari alat setrum itu.
Xiao Po: GYAAHHH!!!
Xiao Po langsung lemas setelah disetrum oleh Fang-Fang.
Fang-Fang: Kalau elu ga mau ngerasain itu lagi, mendingan elu diem.
Fang-Fang pun membuka penutup lem super itu. Dipencetnya isi lem super itu ke dalam lubang kencing Xiao Po. Cairan bening lengket itu masuk ke sela-sela saluran uretra Xiao Po. Xiao Po menjerit-jerit agar Fang-Fang berhenti ketika merasakan salurannya sudah penuh dengan lem super itu.
Fang-Fang hanya tersenyum melihat isi lem super perlahan merembes masuk ke dalam saluran kencing Xiao Po. Dia terus menekan isi lem super itu sampai habis isinya. Setelah isi lem super itu habis, Fang-Fang lalu memijat-mijat kemaluan Xiao Po untuk memastikan saluran uretranya merekat sempurna dan tak bisa dilewati cairan lagi.
Xiao Po: Cewek psikopat elu semua. Besok akan gua laporin elu semua ke dewan kampus.
Mendengar itu, mereka semua malah tertawa.
Mei Zu: Eh cowok... Mending elu pikirin sekarang elu udah ga bisa kencing dan onani lagi. Titit elu udah kita lem mampet biar elu bisa jadi dildo kita malem ini. Hahahahaha...
Fang-Fang lalu berdiri dan mengambil 3 botol besar dari pojok toilet yang berisi air comberan. Air di dalam botol itu berwarna hitam dan sangat menjijikan dan berbau busuk.
Mei Zu: Pertama elu mesti habiskan air comberan ini.
Para cewek psikopat itu sengaja memenuhi kandung kemih Xiao Po dengan air karena tahu Xiao Po tidak bisa kencing.
Xiao Po: Ampunnn.. jangan lakuin ini... Tolong... Tolooonnngggg... Ampuunnn...
Permohonan Xiao Po sama sekali tak digubris. Dengan brutal Xiao Po dipaksa oleh keempat wanita itu untuk menghabiskan air comberan itu. Walau berusaha melawan dengan luar biasa, tenaga Xiao Po sama sekali bukan tandingan mereka. Belum lagi Fang-Fang yang terus menyetrumnya dengan setruman listrik. Mulut Xiao Po dipaksa dibuka dan dituangkan botol-botol berisi air comberan itu.
Akhirnya setelah 10 menit penuh susah payah, Xiao Po pun menghabiskan air menjijikan itu. Sudah beberapa kali pula Xiao Po muntah sehingga lantai tempatnya terpasung sudah menggenang muntahannya.
Mei Zu: Bagus. Sekarang saatnya kamu minum obat perangsang punya temanku.
Fang-Fang lalu mengeluarkan botol berisi obat perangsang yang dipakai geng psikopat itu bila ingin menjadikan mangsanya dildo hidup.
Mei Zu: Pria terakhir yang minum obat perangsang ini sudah mati sambil penisnya tetap ereksi ahahaha...
Mendengar itu Xiao Po menjadi begitu ketakutan dan mulai menangis. Fang-Fang lalu berjalan menuju Xiao Po. Ketika Xiao Po disodorkan obat perangsang itu, Xiao Po terus mengatupkan mulutnya.
Fang-Fang: HEH!! Buka mulut elu!
Xiao Po yang sudah tak berdaya masih berusaha melawan. Kali ini Xiao Po terus mengatupkan mulutnya walau sudah disetrum beberapa kali oeh Fang-Fang.
Fei Lin: Dasar bego.. dikasih enak malah nolak.
Aling: Ayo minum kak biar kita bisa bercinta.
Akhirnya Mei Zu pun memiting leher Xiao Po. Xiao Po menggeleng-gelengkan kepalanya seperti kesurupan. Dia tidak mau meminum obat perangsang itu. Tapi dari belakang, Mei Zu memencet kedua pipi Xiao Po agar mulutnya terbuka paksa. Fei Lin dan Aling membantu Mei Zu menahan leher Xiao Po. Setelah Xiao Po terkunci, Fang-Fang menuangkan seluruh seluruh isi toples tersebut yang berisi 10 butir kapsul obat perangsang ke dalam mulut Xiao Po.
Mei Zu menutup mulut Xiao Po dan memaksa Xiao Po menelan semuanya. Xiao Po meronta-ronta hebat karena tak ingin menelan obat laknat itu. Tapi Mei Zu mencumbu Xiao Po dari belakang.
Xiao Po gelagapan. Dengan lidahnya, Mei Zu mendorong kapsul-kapsul itu agar masuk semua ke kerongkongan Xiao Po.
Mei Zu: Mmmhhh... Mhhh... Mmmhhhh...
Xiao Po: UHUK... UHUK... HOOEEK!!
Setelah semua obat perangsang itu tertelan, tidak terlalu lama efeknya bekerja pada tubuh Xiao Po. Degup jantungnya langsung mulai berdetak cepat karena mengalirkan darah ke kemaluannya. Kepalanya terasa pusing dan panas. Rasa hornynya memuncak ketika produksi spermanya pun meningkat drastis. Penis Xiao Po yang sudah lemas itu tanpa bisa ditahan ereksi kembali.
Efek overdosis obat perangsang itu membuat perlawanan Xiao Po hilang. Sekarang dia menjadi lupa posisinya dan menjadi sangat bernafsu untuk menyetubuhi mereka. Air liurnya sudah keluar dan lidahnya terjulur seperti anjing.
Xiao Po: Memek... Memek... Gua mau memek...
Mei Zu: Tenang aja cowok... memek kita tersedia buat elu sampe elu eneg. Elu bakal ngelewatin malam neraka. Siap-siap ya cowok... Hehe...
Xiao Po sudah tidak mendengar perkataan Mei Zu. Di kepalanya hanya ada pikiran bagaimana caranya agar dia ejakulasi.
Aling yang pertama kali berdiri. Disodorkannya vaginanya agar dijilat oleh Xiao Po.
Aling: Jilatin klitoris Aling ya kak. Yang enak... Uhhh...
Lidah Xiao Po dengan ganas menyapu memek Aling, sehingga membuat Aling menjerit-jerit kecil.
Fei Lin: Ngejilatnya kaya anjing ya hahahaha... Abis ini gantian gua ya. Gua suka dijilatin anjing.
Mereka pun tertawa melihat Xiao Po yang sudah jinak. Mei Zu lalu mengambil kunci untuk melepas rantai yang mengikat tangan kanan Xiao Po.
Setelah ikatannya lepas, Xiao Po sudah lupa akan keadaan dirinya. Di kepalanya sekarang hanya ada keinginan untuk bercinta dengan cewek-cewek psikopat di toilet itu.
Dia pun berjalan merangkak layaknya anjing sambil meracau.
Xiao Po: Memekkk... Hhhrrmmmm... Gua mau memek...
Keempat cewek itu pun tertawa-tawa melihat kondisi mangsanya itu.
Mei Zu: Dasar cowok bego. Udah mau mati masih mikirin selangkangan ahaha...
Xiao Po yang sudah blank pikirannya merangkak menuju para cewek psikopat itu.