Disiksa 4 Sekawan (Epilog)
Xiao Po mati digenangi oleh kotorannya sendiri. Badannya terlihat sangat kurus sampai tinggal kulit saja. Dia juga sudah kelaparan dan dehidrasi parah. Terlihat darah yang mengering di lantai di bawah batok belakang kepalanya. Selama 3 hari, Xiao Po sering menjedukkan batok belakang kepalanya sampai batok kepalanya itu retak. Pita suara Xiao Po sudah putus setelah terus berteriak minta tolong.
Seminggu setelah ajalnya, barulah mayat Xiao Po ditemukan oleh salah seorang pekerja bangunan di sana. Mayat Xiao Po sudah hanya tersisa tulang belulang saja. Polisi sudah turun tangan menyelidiki kasus ini. Tapi geng psikopat itu tidak pernah tertangkap. Mereka berempat sangat rapi menghilangkan jejaknya dan pintar menutupi perbuatan mereka satu sama lain.
Sampai bertahun-tahun setelah lulus, geng cewek psikopat ini tidak pernah tertangkap sambil terus mencari mangsa baru. Mereka sekarang membuat basecamp rahasia di suatu gedung terlantar di pinggir kota. Gedung ini memiliki lantai bawah tanah yang sangat sempurna untuk tempat melakukan aksi keji mereka. Di ruangan itu banyak korban baru mereka yang menemui siksaan yang sama dan bahkan lebih mengerikan dari Xiao Po.
_________________________________
Hari ini geng mereka mengeksekusi satu mangsa lagi. Fei Lin berhasil menggaet mangsa baru ini dengan berpura-pura menjadi gadis yang akan diperkosa dan lari ke basecamp mereka. Setelah sampai di dalam persembunyian mereka, pria hidung belang itu langsung kesetanan dan menekan Fei Lin ke tembok lalu mulai menggerayangi tubuh indah wanita di depannya. Mulut pria itu mulai mencumbu Fei Lin. Tapi sebelum bibir pria itu mencumbu Fei Lin, Fei Lin mendorong tubuh pria itu ke belakang.
Fei Lin: Sayang, aku sudah tak tahan, aku mau bercinta denganmu. Ayo kita bercinta. Aku suka posisi doggy style.
Fei Lin pun membuka kancing bajunya satu per satu. Terlihat dari balik BH-nya susunya begitu kencang. Lelaki itu menelan ludah melihat indahnya tubuh Fei Lin. Tapi belum sempat tangannya memegang buah dada Fei Lin, tiba-tiba...
ZZZTTT!
Dari belakang Fang-Fang langsung menyetrum kepala lelaki dengan stun gun. Belum hilang keterkejutannya, dengan cepat Mei Zu, Aling dan juga Fei Lin langsung mengunci badan lelaki itu. Ketika lelaki itu berusaha memberontak, Fang-Fang menyetrumnya lagi dengan stun gun sampai lelaki itu tak berdaya.
Mei Zu: Girls, ayo kita telanjangi cowok bego ini. Kita seret dia ke basement.
Dengan aba-aba Mei Zu, lelaki itu ditelanjangi. Karena campuran rasa takut dan horny, lelaki itu menurut ketika ditelanjangi oleh para wanita psikopat itu.
Setelah dia bugil, Mei Zu lalu mengambil tali dan mulai mengikat mati kedua tangannya ke belakang. Begitu juga kakinya diikat mati agar tidak bisa lari. Mulutnya juga dilakban agar tidak bisa menjerit. Mereka lalu menyeret lelaki itu ke basement tempat mereka mengeksekusi mangsa mereka.
Sesampainya di basement, lelaki itu ditidurkan di atas lantai. Penisnya sudah mengacung ke atas dan langsung dikocok Mei Zu agar tegang sempurna. Aling langsung melepas seluruh pakaiannya dan duduk dengan memeknya tepat di atas mulut lelaki itu.
Fang-Fang datang dengan pulpen di tangannya. Melihat itu, Mei Zu berhenti mengocok batang lelaki itu yang sekarang sudah tegak sempurna. Tanpa basa-basi, Fang-Fang berjongkok lalu menancapkan ujung pulpen itu tepat lubang urethra lelaki malang tersebut. Lelaki itu menjerit tertahan dari balik lakban di mulutnya. Tubuhnya mulai menggelinjang liar, tapi Mei Zu dan Fei Lin menahan badan lelaki itu sementara pinggul Aling menindih pria itu.
Perlahan ujung pulpen yang tajam itu digoyang-goyangkan Fang-Fang di dalam saluran kencing lelaki itu sampai sedikit percikan darah muncrat di setiap tekanan tangan Fang-Fang.
Senti demi senti pulpen itu masuk ke dalam urethranya membuat pria itu makin kesetanan. Perlu beberapa menit sampai akhirnya pulpen itu menancap sampai ke pangkal penis lelaki itu. Sedikit ujung pulpen menyembul keluar dari ujung kepala penis pria itu.
Fang-Fang lalu menancapkan semacam penjepit bergerigi di kepala penis pria itu. Penjepit itu lalu menjepit kepala penis pria itu sampai menjepit pulpen di dalam urethra lelaki itu untuk memastikan pulpen itu tidak lepas keluar dari kemaluan lelaki itu. Darah pun muncrat dari kepala penis lelaki itu.
Rasa sakit yang amat dahsyat membuat lelaki itu berteriak-teriak histeris dari balik lakbannya. Bahkan rontaannya begitu hebat sampai para cewek itu sulit menahannya untuk diam.
Setelah beberapa lama, akhirnya lelaki itu tenang juga. Dari saluran kencingnya sudah berluber darah segar. Mulutnya sudah mengeluarkan busa dan keringatnya membasahi lantai karena siksaan itu.
Mei Zu: Aww... Sekarang titit elu udah ga bisa letoy lagi. Elu bakal jadi dildo hidup buat temen gua ini.
Mei Zu pun membuktikan perkataannya dengan mengocok cepat batang pria itu sampai ejakulasi. Walau dikocok cepat, pulpen itu tak bergerak dari pangkal penisnya dan terus menancap di sana. Hanya sebentar dikocok Mei Zu, pria itu merasakan penisnya berdenyut dan akan ejakulasi.
Namun benar saja, ketika pria itu ejakulasi, air maninya tidak menyembur, tapi hanya ada sangat sedikit air mani bercampur darah luber dari sela-sela lubang kencingnya yang tertahan oleh pulpen itu. Ejakulasinya terasa sangat panas dan sakit tanpa kenikmatan sama sekali. Setelah ejakulasi, batang penisnya tetap mengaceng.
______________________________
Mei Zu: Hehe... Batang elu udah siap dipake sama temen gua.
Mei Zu pun memberi aba-aba pada Aling untuk menyetubuhi lelaki itu.
Mei Zu: Kita bertiga pulang dulu. Silakan kamu perkosa cowok bego ini sepuasnya.
Aling: Makasih kak Mei Zu. Dia akan aku berikan surga dunia malam ini. Hati-hati di jalan teman-teman. Bye semua.
Akhirnya empat sekawan itu kecuali Aling pulang ke rumah mereka masing-masing.
Setelah hanya mereka berdua di sana, Aling langsung memanjat penis lelaki itu dan dia melakukan posisi reverse cowgirl, posisinya duduk di atas pria itu tapi badannya membelakangi pria itu. Aling mulai menggenjot perlahan ketika batang penis lelaki itu sudah masuk sepenuhnya.
Aling: AAAHHH!!
Karena pulpen dan penjepit yang tertancap itu, batang pria itu menjadi sangat keras menambah keniknatan Aling. Namun lelaki itu sama sekali tidak merasakan kenikmatan dari liang kewanitaan Aling. Batang penisnya justru terasa nyeri ketika pinggul Aling mulai bergerak naik turun. Jepitan vagina Aling dan genjotan Aling membuat pulpen dan jepitan gerigi di dalam uretranya terasa mengikis dagingnya dari dalam.
Aling: Ikuti iramaku kak. Ahhhhh... ahhhhh... ahhhh...
Lelaki itu merasa darah mulai mengalir dari lubang kemaluannya dan menjerit tertahan untuk isyarat pada Aling agar berhenti menggenjotnya. Tapi Aling tidak peduli atas kondisi pria itu apalagi dia sudah masuk dalam kondisi trance.
Tak butuh waktu lama digenjot Aling, pria itu kembali ejakulasi. Spermanya tetap tidak bisa muncrat, tapi hanya sedikit luber di dalam liang kenikmatan Aling. Pria itu menjerit dari balik lakbannya karena ejakulasinya semakin terasa sakit. Walau air maninya sudah dua kali luber, batangnya masih terus tegak karena tertahan oleh pulpen itu. Aling yang sudah dalam keadaan trance sama sekali tidak berhenti menggenjot korbannya itu walau sudah ejakulasi. Pria itu mulai meronta-ronta kesetanan di bawah tindihan Aling ketika Aling memaksanya untuk kembali ejakulasi lagi untuk ketiga kalinya.
Dari sela-sela pertemuan kemaluan mereka, mulai terlihat sedikit darah bercampur mani mengalir.
Jeritan tertahan dan tangisan pria itu yang bercampur dengan desahan nikmat Aling memenuhi ruangan gelap itu sepanjang malam.
______________________________
Esok paginya, Fang-Fang datang kembali ke sana. Sampai di basement Fang-Fang melihat Aling masih asyik menggenjot lelaki itu walau sudah semalaman berlalu.
Walau sudah digenjot tanpa istirahat semalaman, penis lelaki malang masih terus ngacneg dan masih dapat ejakulasi. Sudah tak terhitung berapa kali pria itu ejakulasi di dalam vagina Aling sampai sekarang hanya luber darah saja dari ejakulasinya.
Ketika Fang-Fang datang, Aling pun tersadar dari trancenya, lalu dia pun beranjak bangun dari batang lelaki itu. Ketika Aling berdiri, air mani dan darah lelaki luber keluar dari vaginanya.
Aling: Kak Fang-Fang, aku sudah orgasme 3 kali. Penis kakak ini enak sekali. Sayang kakak tidak suka penis.
Fang-Fang tersenyum mendengarnya. Aling pun memakai pakaiannya dan mengobrol sebentar, Aling minta izin untuk pergi dari sana.
Setelah hanya tinggal mereka berdua, Fang-Fang pun membuka lakban di mulut lelaki itu. Lalu dia berjongkok dan mencumbu lelaki itu. Tapi rupanya Fang-Fang bukannya mencumbu, tapi muntah ke dalam mulut lelaki itu.
Pria itu pun gelagapan dan sangat jijik. Tapi Fang-Fang terus mencumbunya sampai muntahan Fang-Fang masuk ke dalam tenggorokan pria itu. Pria itu pun tersedak karena begitu mendadaknya serangan Fang-Fang. Dengan paksaan Fang-Fang, seluruh muntah Fang-Fang akhirnya habis tertelan oleh lelaki itu.
Fang-Fang: Ini hidangan pembuka buat elu. Sekarang menu utamanya.
Fang-Fang lalu berdiri dan melepas celana serta kolornya lalu kembali berjongkok, kali ini tepat di atas mulut pria itu. Tanpa rasa jijik atau malu, Fang-Fang akan membuang hajatnya ke dalam mulut pria itu.
Fang-Fang: Heh! Buka mulut lu!
Fang-Fang pun menyetrum dada pria itu dengan stun gun yang dibawanya sehingga lelaki itu refleks berteriak. Bersamaan dengan itu, kotoran Fang-Fang keluar dari pantatnya dan masuk ke mulut pria itu. Dia pun tersedak hebat dan merasa hampir mati saking jijiknya. Dia pun muntah-muntah seraya Fang-Fang terus membuang hajat dan kencingnya ke dalam mulut pria itu.
Seluruh wajah pria itu mulai berlumuran kotoran dan air kencing Fang-Fang. Setiap kali pria itu menutup mulutnya, Fang-Fang akan menyetrumnya.
Tak terhitung sudah berapa kali pria itu muntah karena dipaksa menelan kotoran Fang-Fang dan meminum air kencing Fang-Fang. Muntahan pria itu mulai mengalir dan belepotan di wajah dan dadanya. Bau yang sangat busuk memenuhi ruangan itu. Tapi seluruh cewek di geng psikopat itu justru sangat menyukai aroma mani, darah, dan kotoran dari mangsa mereka.
Setelah selesai membuang hajatnya, Fang-Fang lalu memaksa lelaki itu menjilati pantatnya untuk mencebok dengan lidah. Ketika lelaki itu memberontak, disetrumnya lelaki berkali-kali itu sampai akhirnya lelaki itu menurut untuk menceboki pantat Fang-Fang yang belepotan kotoran itu dengan lidahnya.
Setelah dirasa pantatnya bersih, Fang-Fang bangkit berdiri lalu melakban kembali mulut lelaki itu. Dia pun memakai kembali kolor dan celananya.
Keadaan pria itu sudah terlihat begitu mengenaskan karena siksaan keji Fang-Fang.
_______________________________
Tak berapa lama, datanglah Fei Lin untuk menyiksa lelaki itu. Fang-Fang lalu mengobrol sebentar dengan Fei Lin lalu pergi meninggalkan Fei Lin bersama mangsa malang itu.
Fei Lin: Hehehe... Cowok, enak sarapan dari temen gua? Sekarang giliran gua yang sarapan.
Lelaki ini sudah sangat ketakutan dan mulai menjerit-jerit hebat. Dia pun berusaha merayap kabur. Tapi Fei Lin segera memitingnya. Lalu mulutnya diarahkannya ke penis lelaki itu.
Fei Lin: Ini akan jadi blowjob terakhir elu. Ketika elu ejakulasi, saat itu gua akan menghabisi testis elu dengan gigi gua.
Mendengar ancaman Fei Lin, lelaki itu mengerang-ngerang hebat dari balik lakbannya. Tanpa bisa melawan, dia hanya bisa melihat batang dan testisnya dioral dengan begitu brutal oleh Fei Lin. Lelaki malang itu begitu ketakutan membayangkan wanita psikopat itu akan menggigit kemaluannya sampai putus.
Sudah hampir berlalu 10 menit, lolongan dan erangan minta ampun lelaki itu terdengar tanpa henti. Nikmatnya hisapan Fei Lin tidak dia rasakan karena tahu dia akan kehilangan testisnya sebentar lagi. Namun hisapan dan kuluman Fei Lin membuatnya tak bisa menahan ejakulasinya.
Perlahan ejakulasi darah mulai luber keluar dari sela-sela batangnya yang tertancap pulpen itu. Ketika Fei Lin merasakan ejakulasi pria itu, dia tersenyum sinis dan segera melepaskan kulumannya. Tanpa ragu, dia langsung menggigit testis kiri pria itu.
Pria itu menjerit hebat dari balik lakbannya dan meronta-ronta kesetanan ketika perlahan gigi Fei Lin menancap di biji pelirnya. Tanpa belas kasihan sedikit pun, Fei Lin terus menggigiti biji pelir kiri pria sampai hancur. Darah pun muncrat hebat dan Fei Lin tanpa rasa jijik mulai menghisapi darah pria itu yang terus muncrat dari biji pelir kirinya yang hancur. Pria itu makin meronta dan menjerit hebat dari balik lakbannya akibat rasa sakit yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Setelah testis kiri lelaki itu habis dimakan Fei Lin, tanpa ampun Fei Lin langsung lanjut menggigiti testis kanan pria itu sampai hancur juga. Pria itu terus menjerit pilu tak berdaya ketika Fei Lin perlahan memakan habis testis kanannya. Tak terkira banyaknya darah bermuncratan menyembur ke wajah Fei Lin.
Ironisnya, walau sudah tanpa testis, batang pria itu tetap tegak mengacung karena pulpen yang tertancap itu. Melihat batang penis mangsanya masih mengacung, dengan mulut belepotan darah, Fei Lin mulai kembali menghisap batang penis malang itu. Suara hisapan Fei Lin dibarengi dengan jeritan tertahan pria itu. Rasa sakit yang dahsyat membuat kenikmatan seks oral Fei Lin tidak dirasakan sama sekali oleh pria itu.
Tanpa ampun, Fei Lin terus mengoral lelaki itu sampai hampir setengah jam lamanya. Pria itu masih senpat 2x lagi ejakulasi, namun hanya darah saja yang luber keluar di dalam mulut Fei Lin.
_____________________________
Mei Zu rupanya dari beberapa saat yang lalu sudah di sana menonton Fei Lin menyiksa lelaki itu. Dia pun berjalan mendekati Fei Lin.
Mei Zu: Kerja bagus say. Sekarang biar kuurus. Kamu pulang saja.
Melihat Mei Zu sudah di sana, Fei Lin pun berhenti mengoral pria itu dan bangkit berdiri. Dia lalu meminta izin untuk pulang. Setelah Fei Lin pergi, tinggal Mei Zu dan mangsanya sendirian di sana. Mei Zu melihat kemaluan pria itu yang sudah mengalir darah segar begitu banyak. Dia pun tertawa keras.
Mei Zu: AHAHAHAHA! Kayanya elu udah sekarat. Sebelum elu mati, gua bakal anal elu sampe ajal elu tiba.
Mei Zu lalu melepaskan ikatan tali dari tangan dan kaki pria itu. Pria itu sudah sangat lemas akibat syok dari rasa sakit sehingga dia tak bisa bergerak dan melawan.
Mei Zu lalu mengambil dildo khusus dari dalam tasnya lalu mengikatnya di pinggangnya. Dildo itu sangat besar dan panjangnya dengan gerigi tajam di ujung dan sekitarnya karena memang dimaksudkan untuk membunuh mangsa geng psikopat itu.
Tanpa melumuri dildo itu dengan pelumas apapun, kedua tangan Mei Zu mengangkat dan memegangi kedua kaki pria itu. Dalam posisi ini, mulailah Mei Zu memasukkan dildonya. Seretnya dildo itu membuat pria malang itu menjerit dan meronta hebat dengan sisa-sisa tenaganya. Darah mulai muncrat ketika dildo itu perlahan dipaksa masuk dengan brutal oleh Mei Zu. Ketika dildo itu sudah menancap sepenuhnya di dalam pantat lelaki itu, Mei Zu mulai menyodok-nyodokkan dildo laknat itu di dalam pantat pria itu.
Walau sudah amat lemas, pria itu kelojotan dan kesetanan ketika ketika dildo tajam itu mulai menyodoknya. Setiap sodokan Mei Zu perlahan mencacah daging dalam anusnya. Darah bermuncratan keluar dari sela anus lelaki itu.
Mei Zu: Hahahaha!! Nikmatin seks anal terakhir sebelom elu mati!!
Selama menyiksa pria itu, Mei Zu terus tertawa histeris. Kadang pinggul Mei Zu diputar-putar dan dinaik-turunkan agar gerigi dildo itu bisa mencabik lebih banyak lagi daging pria itu.
Pria itu hampir pingsan karena rasa sakit ini yang bahkan lebih sakit daripada ketika testisnya dimakan oleh Fei Lin. Tapi dia terus sadar selama siksaan itu sambil terus menjerit kesakitan dari balik lakbannya dan menangis terisak di sela tawa histeris Mei Zu.
Setelah sekitar setengah jam diperkosa Mei Zu, sudah begitu banyak darah beserta potongan-potongan daging hancur yang tumpah memenuhi lantai. Akibat terlalu banyak kehilangan darah dan syok berat, perlahan denyut jantung pria itu melemah sebelum akhirnya berhenti total.
Melihat pria itu berhenti bergerak, Mei Zu melepaskan dildo itu dari pantat lelaki itu. Setelah denyut nadi pria itu dipastikan Mei Zu sudah hilang, Mei Zu lalu mengambil bensin dan korek api dari dalam tasnya. Setelah itu dia menyiram mayat pria itu dan juga pakaiannya dengan bensin lalu membakarnya dengan korek api. Api pun berkobar hebat melumat seluruh badan dan pakaian pria itu agar jejak pembunuhan mereka tidak terlacak polisi.
Nasib pria itu sungguh malang karena tak ada jejak sama sekali dari dirinya yang tersisa setelah mati disiksa oleh geng pikopat itu.