Di Sarang Kunoichi (Bagian 3)

Di dalam klan Himari, terdapat para kunoichi cilik yang sangat terlatih dalam menyiksa pria. Sedari kecil mereka diasuh oleh para pembunuh itu dan hampir tak pernah melihat dunia luar sehingga membuat mereka menjadi sama sadisnya dengan para kunoichi senior. Semua kunoichi cilik ini adalah anak yang dibuang dan tak punya tempat tinggal lagi.

Umur mereka bervariasi mulai dari 7 tahun sampai yang tertua 13 tahun. Walau masih belia, beberapa dari mereka sudah memiliki bentuk tubuh dan payudara layaknya perempuan dewasa.

Tidak semua mangsa pria yang tertangkap hidup-hidup oleh para kunoichi senior itu disiksa di ruangan budak seks. Beberapa dari mereka yang cukup malang ada yang dimasukkan ke ruangan sel khusus untuk menjadi mainan seks untuk para kunoichi cilik itu. Karena kejamnya siksaan para kunoichi cilik itu, hanya perlu maksimal beberapa hari untuk mangsa itu mati di tangan para kunoichi cilik itu. Setelah mangsa itu mati, para kunoichi senior akan mencari lagi mangsa pria lain untuk ditempatkan di dalam sel khusus itu. 

___________________________________

Yamato adalah salah satu pria malang yang menemui ajalnya di tangan para kunoichi cilik itu. Dia hanyalah korban acak dari klan bengis Himari. Yamato diserang lalu dilumpuhkan oleh 3 orang kunoichi ketika dirinya sedang berjalan pulang di hutan dekat sarang kunoichi itu di malam hari. Walau melawan hebat, dirinya bukanlah tandingan para kunoichi terlatih itu.

Di tengah-tengah hutan itu, desa terdekat jaraknya hampir 5 kilometer. Teriakan minta tolong Yamato sama sekali tidak terdengar siapapun selain oleh dia dan para kunoichi itu.

Akhirnya setelah melawan beberapa lama, salah seorang dari kunoichi itu berhasil memitingnya dari belakang. Setelah posisi Yamato terpiting, kunoichi kedua dengan neko-te-nya tanpa ragu menusuk kedua bola mata Yamato dan mencungkilnya. Yamato pun menjerit kesetanan dan meronta hebat akibat rasa sakit yang dahsyat. Kedua matanya sekarang sudah buta. Darah pun mulai bercucuran dari lubang matanya yang sudah berlubang.

Belum sempat Yamato sadar dari syoknya, kunoichi ketiga lalu mendekati Yamato dan dengan cepat tangannya memegang kedua engkel Yamato lalu dipuntirnya engkel Yamato sampai kedua telapak kakinya sekarang menghadap belakang. Karena gerakan kunoichi itu begitu cepat, Yamato awalnya tidak merasakan apapun, namun tak berapa lama kemudian rasa sakit yang luar biasa mulai dirasakan Yamato. Dia pun terjatuh dan menjerit histeris sekuat-kuatnya. Sekarang dia sudah tak bisa berdiri tegak lagi apalagi berlari.

Setelah Yamato sudah buta dan pincang, para kunoichi itu memutuskan untuk memperkosa mangsa mereka dahulu sebelum membawanya ke sarang mereka. Kunoichi yang tadi memitingnya dari belakang lalu melepaskan pitingannya. Yamato pun terjatuh karena telapak kakinya sekarang sudah tidak bisa lagi menyangga tubuhnya. Setelah Yamato duduk terjatuh, para kunoichi itu mencabik-cabik seluruh pakaian Yamato dengan neko-te mereka sampai Yamato telanjang bulat.

Setelah Yamato sudah bugil, para kunoichi itu melepas neko-te, penutup mulut dan terakhir seluruh pakaian mereka. Lekuk tubuh para kunoichi itu begitu indah diterangi sinar rembulan. Payudara mereka pun sangat ranum dan sudah dalam posisi mengeras. Begitu pun vagina mereka yang sudah meneteskan air kewanitaan.

Dalam keadaan terduduk, Yamato yang sudah buta merasakan kemaluannya sedang disepong oleh salah seorang dari kunoichi itu. Suara sedotan terdengar keras di setiap hisapan kunoichi itu. Walau syok dan  ketakutan, Yamato tidak bisa menahan nikmatnya blowjob kunoichi itu. Ereksinya tidak bisa dia tahan lagi. Sebentar saja, batang penis itu mengacung sempurna.

Tubuh Yamato lalu diberdirikan oleh kunoichi pertama dan kunoichi ketiga memitingnya dari belakang untuk menahan Yamato agar tak terjatuh. Sekarang kunoichi pertama dalam posisi berdiri menghadap penis Yamato. Kaki kanan kunoichi pertama itu mulai mengangkang dan perlahan dia pun memasukkan batang penis Yamato yang mengacung itu ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kedua tangan kunoichi pertama itu juga melingkari  area selangkangan Yamato dan menekannya dari belakang untuk menambah penetrasi penis Yamato ke dalam vaginanya.

Setelah batang penis Yamato masuk keseluruhan, kunoichi pertama itu mulai menggenjot Yamato yang sedang dipiting itu. Posisi disetubuhi sambil dijepit dua wanita ini membuat Yamato amat terangsang. Kulit Yamato merasakan kerasnya buah dada mereka yang terus digesek-gesekkan di badannya di depan dan belakang. Lama-kelamaan Yamato pun mulai mendesah-desah keenakan seakan lupa dengan kondisinya yang sudah mengenaskan.

Kunoichi kedua tidak hanya diam saja. Dari belakang dia memasukkan jarinya ke dalam anus Yamato untuk merangsang kelenjar prostat Yamato. Yamato pun menjerit karena merasakan kombinasi antara rasa nikmat dan sakit.

Posisi disetubuhi yang sangat merangsang dan ditambah prostatnya yang ditekan-tekan membuat Yamato akhirnya mengeluarkan air maninya.

CROT!

Kunoichi pertama itu merasakan air mani Yamato sudah muncrat di dalam vaginanya. Dia pun memberi tanda pada kedua temannya. Melihat tanda itu, kunoichi kedua makin mempercepat sodokannya di kelenjar prostat Yamato. Sementara kunoichi ketiga mulai mem-french kiss Yamato dari belakang. Air ludah para kunoichi itu mengandung aprosidiak khusus yang sangat kuat. Aprosidiak itu dapat langsung membuat pikiran korbannya blank karena rasa horny yang dahsyat.

Tanpa sempat loyo setelah ejakulasi, batang penis Yamato kembali dicengkram oleh otot vagina kunoichi pertama itu. Yamato pun kembali digenjot dan dipaksa mengeluarkan air maninya sekali lagi. Ejakulasi keduanya terasa nyeri akibat otot-otot penisnya yang masih lemas.

Mereka terus melanjutkan persetubuhan mereka dengan Yamato. Ketika salah seorang kunoichi sudah orgasme, giliran kunoichi kedua lalu dilanjutkan dengan kunoichi ketiga yang menyetubuhi Yamato. Mereka bertiga melakukan pertukaran peran untuk memiting, merangsang kelenjar prostat dan mem-french kiss Yamato. Tanpa mengubah posisi seks, para kunoichi itu terus mencari orgasme dengan memakai batang penis Yamato sebagai alat pemuas nafsu mereka.

Di kegelapan malam hutan itu yang diisi dengan suara serangga dan hewan, Yamato diperkosa bergilir dengan posisi itu selama berjam-jam. Suara desahan nikmat para kunoichi itu dibarengi dengan teriakan minta tolong Yamato, namun semua suara itu hanya lenyap ditelan luasnya hutan itu.

Selama diperkosa, batang penis Yamato terus tegang akibat efek aprosidiak dan rangsangan di kelenjar prostatnya. Mereka baru berhenti ketika Yamato sudah tak sadarkan diri akibat terlalu banyak menelan aprosidiak.

___________________________________

Yamato yang sudah pingsan itu dibawa ke sel khusus di sarang kunoichi itu. Dirinya baru tersadar ketika sore hari menjelang karena merasakan batang penisnya sedang digenjot dengan posisi lotus. Dia juga terkejut karena dia mendengar desahan nikmat dan suara-suara anak kecil di sekitarnya. Karena sudah buta, dia tak tahu bahwa yang sedang menggenjotnya adalah seorang perempuan cilik yang berusia sekitar 8 tahun. Yamato hanya merasakan vagina yang menjepitnya begitu rapat dan sempit. Baru setelah Yamato mendengar desahan kunoichi cilik itu, Yamato tersadar dia sedang disetubuhi oleh anak kecil. Di belakang kunoichi cilik itu, ada puluhan kunoichi cilik lainnya yang juga tanpa busana sedang berdiri menonton persetubuhan mereka sambil tertawa cekikikan.

Ketika Yamato masih dalam posisi bersetubuh lotus dengan kunoichi cilik itu, salah satu dari kunoichi yang berusia 13 tahun mendekati Yamato dan meremas-remas biji pelirnya kuat-kuat sehingga membuat Yamato berteriak kesakitan.

Para kunoichi cilik lain datang mendekati Yamato mereka mulai bersama-sama memainkan dan menyiksa biji pelir Yamato yang terekspos itu. Karena tak tahan dengan rasa sakit itu, Yamato mulai meronta. Namun sambil terus menggenjot, kunoichi cilik 8 tahun itu itu mulai mendekap erat badan Yamato dan melumat bibir Yamato dan memainkan lidahnya dengan lidah Yamato. Yamato sangat terkejut merasakan tubuh kecil yang memeluknya. Tanpa peduli diabsedang bersetubh dengan anak kecil, nafsu Yamato membuatnya balas memeluk kunoichi cilik itu dan ganti melumat bibirnya. Teknik bercinta para kunoichi cilik itu tidak kalah dengan kunoichi senior mereka.

Hanya sebentar saja rasa nikmat itu, Yamato kembali menjerit kesakitan ketika biji pelirnya diremas sekuat-kuatnya oleh salah satu kunoichi cilik lain. Lama kelamaan siksaan mereka makin brutal. biji pelir Yamato bukan hanya dipencet dan diremas namun juga ditinju, ditendang bahkan ditusuk dengan jarum oleh para kunoichi cilik itu. Yamato pun secara refleks mendorong kunoichi cilik yang sedang menyetubuhinya itu. Yamato pun mencoba beranjak berdiri. Namun karena telapak kakinya yang sudah hancur, dia tak sanggup berdiri dan akhirnya terjatuh kembali.

Melihat mangsa mereka berani melawan, semua kunoichi cilik itu secara bersamaan memegangi kedua tangan Yamato. Walau masih belia, namun kekuatan mereka sudah setara dengan remaja lelaki karena kerasnya latihan mereka. Dipegangi kunoichi cilik sebanyak itu, Yamato tidak sanggup berontak. 

KRAKKK!!

Yamato pun menjerit kesetanan ketika jari telunjuknya dipatahkan oleh salah seorang kunoichi cilik itu.

KRAKKK!!

KRAKKK!!

KRAKKK!!

Dengan cepat, semua jari Yamato satu per satu dipatahkan oleh mereka. Yamato menggelinjang dan meronta histeris namun kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan mereka.

Seorang orang kunoichi cilik di sebelah kiri dan seorang lagi di sebelah kanan memuntir pergelangan tangan Yamato 360 derajat. Terdengar bunyi tulang patah. Yamato pun kembali menjerit kesetanan dan hampir pingsan karena rasa sakit yang luar biasa.

Tanpa berhenti, seorang kunoichi cilik lain mematahkan sikut kanan Yamato sampai terdengar tulang patah. Seorang lainnya juga mematahkan sikut Yamato yang bagian kiri. Kali ini Yamato mulai mengeluarkan sumpah serapah karena rasa sakit yang tak terperikan. Tulang-tulangnya sudah menyembul keluar dan darah bercucuran dari lokasi anggota tubuh Yamato yang dipatahkan para kunoichi cilik itu.

Sekarang kedua tangannya secara efektif sudah lumpuh dan tak bisa digerakkan lagi. Proses pelumpuhan Yamato ini hanya berlangsung kurang dari satu menit, namun terasa seperti selamanya oleh Yamato.

Setelah Yamato kesakitan tak berdaya, dengan dingin kunoichi berusia 8 tahun itu memasukkan kembali batang penis Yamato yang masih tetap tegang itu. Sementara para kunoichi cilik lainnya kembali melanjutkan siksaan ke biji pelir Yamato. Dengan kondisinya yang buta dan kedua tangan dan kedua kakinya sudah lumpuh, Yamato hanya bisa menjerit dan meminta para kunoichi cilik itu untuk mengampuni dirinya.

Tidak berapa lama kemudian...

CROT!

Ejakulasi pertamanya di dalam vagina kunoichi cilik itu sama sekali tidak terasa karena dikalahkan oleh rasa sakit luar biasa akibat tangannya yang patah. Setelah Yamato ejakulasi, kunoichi 8 tahun itu beranjak bangun dan memberi kesempatan teman-temannya untuk bercinta demgan Yamato.

_________________________________

CROT!

CROT!

CROT!

Dalam kurun waktu lebih dari 4 jam, tak terhitung sudah berapa kali Yamato dipaksa ejakulasi di dalam vagina para kunoichi cilik itu secara bergantian. Yamato terus memohon agar mereka berhenti memperkosanya, namun para kunoichi cilik itu secara bergilir terus bercinta dengan Yamato seraya menyiksa tubuh Yamato. Selain batangnya, biji pelir, mulut, dubur, sampai pentil Yamato tidak luput dari rangsangan dan siksaan para kunoichi cilik itu.

Sampai semua kunoichi cilik di ruangan itu sudah mencicipi penis Yamato, mereka tetap tidak berhenti menyetubuhi Yamato. Selangkangannya pun sudah banjir air maninya yang sudah bercampur darah dan juga air kewanitaan para kunoichi cilik itu. Karena ejakulasi tanpa henti dan tanpa obat perangsang apapun, Yamato menjadi sangat lemas dan dia sekarang merasa batang penisnya sama sekali tak bisa ereksi.

Walau demikian, tanpa belas kasihan penis Yamato terus dipaksa untuk terus tegang oleh para kunoichi cilik itu. Mereka terus memainkan kemaluan Yamato dan merangsang kelenjar prostat Yamato, namun air mani Yamato sudah benar-benar habis sehingga penisnya terus loyo. Setelah 1 jam lebih dirangsang oleh para kunoichi cilik itu, batang penis Yamato masih terus saja lemas karena energinya sudah benar-benar habis.

Karena penis Yamato tidak kunjung tegang, mereka pun kesal dan mulai menyiksa Yamato dengan siksaan neraka. Pertama mereka memulai neraka ini dengan mencabuti bulu kemaluan Yamato satu per satu. Tiap helai jembut Yamato yang tercabut terasa seperti neraka sehingga membuat Yamato menjerit kesakitan sampai menangis karena rasa sakit yang begiti dahsyat. Walau kondisi Yamato sudah sangat mengenaskan, tangan-tangan cilik itu dengan tanpa henti terus mencabuti bersamaan helai demi helai jembut Yamato sampai botak. Karena begitu sakitnya siksaan itu, beberapa kali Yamato pingsan untuk kemudian tersadar lagi karena rasa sakit akibat jembutnya dicabuti.

Akhirnya setelah sejam puas mencabuti jembut Yamato sampai botak, mereka mulai menendangi dan menginjaki biji pelir Yamato. Jeritan Yamato terus terdengar tanpa henti karena para kunoichi cilik itu terus menyiksa Yamato dengan sangat brutal. Siksaan sadis lainnya terus dilanjutkan para kunoichi cilik itu kepada Yamato selama batang penis Yamato tidak berhasil ereksi.

__________________

Tengah malamnya...

Tanpa bisa menggunakan tangannya, Yamato dengan sia-sia onani dengan cara menggesek-gesekkan kemaluannya di atas tanah bak ulat. Namun penisnya tidak kunjung tegak. Rupanya sampai malam tiba, Yamato tidak berhasil membuat penisnya berdiri lagi. 

Tanpa jeda para kunoichi cilik itu terus menyiksa Yamato. Kali ini mereka sedang mencabut salah satu kuku di jempol kaki Yamato dengan alat semacam tang kayu. Yamato pun berteriak histeris dan menjadi kesetanan ketika kukunya perlahan tercerabut dari akarnya. Darahnya luber dari bekas kuku yang tercabut itu.

Kondisi Yamato sudah begitu mengenaskan akibat dimutilasi seharian oleh para kunoichi cilik itu. Dia sudah kehilangan seluruh indranya kecuali indra peraba. Seluruh giginya sudah ompong dicabut satu per satu oleh para kunoichi cilik itu dengan alat semacam tang kayu. Lidahnya pun sudah hilang karena digigit sampai putus oleh salah satu kunoichi cilik itu ketika mereka sedang bercumbu. Di mulutnya tidak ada yang lain selain darah saja.

Seluruh bulu di badan Yamato pun sudah botak meninggalkan noda-noda darah yang amat banyak karena dicabuti oleh para kunoichi itu. Bahkan biji pelirnya sudah berdarah-darah akibat tusukan-tusukan jarum besi. Selain bermandikan darahnya, tubuh Yamato juga sudah bermandikan air kencing dan kotoran para kunoichi cilik itu karena mereka semua kencing dan membuang hajatnya di dalam mulut Yamato.

Tiga jam kemudian, ketika hari sudah menjelang subuh, penderitaan Yamato berakhir. Dia mati akibat syok hebat karena rasa sakit bagaikan neraka ditambah dengan kehabisan darah. Terlihat begitu banyak darah membanjiri tanah tempat Yamato disiksa sebagai bukti kejamnya para kunoichi cilik itu. Yamato bahkan bukan terlihat seperti manusia lagi melainkan hanya seperti seonggok daging.

Setelah mati, mayat Yamato pun dibiarkan para kunoichi cilik itu untuk membusuk di sel khusus itu sampai akhirnya menjadi tulang.

Dalam waktu kurang dari sebulan, para kunoichi senior itu biasanya akan menemukan mangsa pria lain yang akan menjadj mainan baru untuk para kunoichi cilik itu.

Postingan populer dari blog ini

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 3)

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 4)

Himari Sang Ratu Kunoichi (Bagian 3)