Empat Wanita Iblis (Bagian 2)
Sudah dua jam berlalu sejak Aling menggenjot Endy... Aling: AHHH... AHHH... AHHH.. Ayo goyang lagi kak. Endy sudah semakin lemah meronta di bawah genjotan Aling karena tiap gerakn Endy membuat batangnya yang radang itu begitu sakit. Endy hanya bisa menjerit kesakitan dan memohon ampun karena rasa sakit yang tak tertahankan. Endy: ARRRGGH!! AMPUNNN!! STOPP!! Aling: AHH!! AAHH!! Enaaaakkk... Penis kakak berdenyut-denyut lagi di dalem. Aku hitung udah 10x lebih ejakulasinya, kak. Tapi tentu saja ejakulasi Endy tak bisa muncrat karena tertahan lem besi itu. Tiap ejakulasinya, Endy hanya merasakan air maninya mampet dan masuk ke kandung kemihnya. Namun karena radang itu, kontraksi dari ejakulasi Endy membuatnya tak merasakan orgasme sedikit pun melainkan rasa sakit luar biasa. Sekarang kemaluannya sudah mampet dengan berbagai cairan, mulai dari nanah, darah, cairan pra ejakulasi, air mani, sampai air kencing. Aling yang belum orgasme terus menggoyangkan pinggulnya tanpa lelah sejak dua jam lalu. Tiba-tiba... KLIK! Pintu terbuka dan masuklah Mei Zu bersama dengn kedua teman psikopat mereka yang lain, Fei Lin dan Fang-Fang. Mei Zu: Halo Aling, masih asik ya. Aling: AH!! AAHH!! Halo, kak Mei Zu. Penis cowok banci ini terlalu kecil, sampai sekarang Aling belom orgasme. Mei Zu: Haha... cowok lemah kaya gini emang pantes kamu siksa. Abis kamu puas genjot, aku mau oleskan minyak cabai yang kubawa dari dapur. Fang-Fang, Fei Lin, kalian mau menyetubuhi cowok bego ini?
Fei Lin: Gua sekarang udah lebih nyaman bersetubuh dengan anjing-anjing gua di rumah.
Fang-Fang: Kalo gua setubuhin dia, yang ada penisnya hancur dengan vagina gerigi gua hahaha... Gua ga mau cowok bego ini mati cepat.
Mereka berempat tertawa histeris penuh arti. Sudah banyak mangsa mereka yang mati setelah penis mereka dicacah sampai hancur di dalam vagina besi Fang-Fang.
Endy yang mendengar percakapan mereka makin menjerit menjadi-jadi.
Fei Lin: Ahhh... jeritannya begitu merangsang. Aku mau ikutan juga menyiksa anjing ini. Fei Lin lalu dengan penuh nafsu melepas seluruh pakaiannya dan dia naik ke dekat kepala Endy. Fei Lin lalu duduk dengan lubang vaginnya tepat di atas mulut Endy. Fei Lin: Puasin gua pake lidah lu klo ga mau lidah lu putus!! Di tengah rasa sakit neraka di kemaluannya, Endy menjilati vagina Fei Lin seakan tak ada hari esok. Fei Lin: AHHH! NIKMATT! AHHH! Fei Lin mulai meracau sambil tangan kanannya mengarahkan lidah Endy ke klitorisnya. Fei Lin: Jilat yang kuat kacang gua, anjing tolol... ahhh.. ahhh... Fei Lin yang makin terangsang karen jilatan Endy mulai memainkan payudaranya sendiri. Dia mulai merem melek keenakan. Aling yang duduk berhadapan di depannya ikut meremas payudara Fei Lin. Fei Lin lalu juga balas meremas payudara Aling dengan kedua tangannya. Karena makin bernafsu, Fei Lin lalu beranjak bangun dari mulut Endy. Fei Lin lalu duduk di atas perut Endy. Fei Lin: Ayo ke sini, Aling. Kita bercinta di atas badan anjing ini. Aling pun beranjak bangun dari penis Endy dan juga duduk di atas perut Endy. Kedua wanita psikopat itu saling memeluk dan mulai berciuman. Kedua lidah mereka bertaut. Bunyi hisapan-hisapan terdengar keras. Setelah puas, mereka mulai memposisikan kedua vagina mereka agar klitoris mereka bersentuhan. Setelah klitoris merek sudah bertemu, mereka menggunting vagina mereka di atas daerah perut Endy. Aling: AHH!! AHH!! Kak Fei Lin bikin aku horny sekali. Fei Lin: Aling, kamu juga enak sekali... Ahh... Ahhh... Sementara mereka berdua asyik bercinta di atas badan mangsanya, jeritan kesakitan mangsa mereka sama sekali tidak mereka gubris. Mei Zu dan Fang-Fang tidak mau hanya menonton saja. Mereka pun mulai ikut menyiksa Endy. Mei Zu lalu berjalan ke arah tangan kanan Endy. Mei Zu: Jari elu masih nganggur nih. Ayo mainin klitoris gua. Mei Zu mengarahkan klitorisnya ke jari-jari Endy. Mei Zu: Heh!! Cowok bego. Elu niat kaga?? Yang cepet!! Endy yang ketakutan makin agresif memainkan klitoris Mei Zu. Mei Zu: Uuaahhh... Walau batang elu kecil, teknik elu boleh juga. Fang-Fang jadi ingin ikut mencoba. Dia lalu melepas juga seluruh pakaiannya dan berjalan ke arah tangan kiri Endy. Sama seperti Mei Zu, Fang-Fang juga mengarahkan jari-jari Endy ke arah klitorisnya. Endy pun dengan agresif memainkan juga klitoris Fang-Fang. Fang-Fang: Ahhhh... Emang bener. Enak banget... Uuhhh... Sekarang ruangan itu sudah bergema rintihan dan desahan nikmat para psikopat itu. Tapi mangsa mereka terus menjerit dan menangis akibat rasa sakit neraka di sekujur kemaluannya.