Empat Wanita Iblis (Bagian 3)

Tak berapa lama setelah Mei Zu dan Fang-Fang terangsang oleh permainan jari Endy, mereka berdua berjalan mendekat lalu mulai saling bercumbu. Kedua wanita psikopat itu saling berpelukan, berciuman lalu mulai meraba tubuh masing-masing. Suara desahan erotis mulai terdengar dari mulut mereka. 

Mei Zu dan Fang-Fang bercumbu dengan sangat erotis tepat di sebelah kepala Endy. Namun Endy yang sedang sangat kesakitan tidak memikirkan hal apapun selain rasa sakit nereka di kemaluannya.

Sementara itu, Aling dan Fei Lin yang sedang asyik menggunting vagina mereka satu sama lain makin keras menggesekkan klitoris mereka satu sama lain. Mereka sudah lupa dengan mangsa mereka di bawah mereka. Nafsu mereka berdua sudah memuncak.

Aling: Ahhh.. Ahhh... Aku keluaaaarrrrr, kak.

Fei Lin: Ayo keluar bareng, Aling. Uaaahhhh...

Tak berapa lama, muncratlah bersamaan cairan orgasme mereka. Aling maupun Fei Lin beranjak bangun dari atas badan Endy.

Aling: Ayo lanjut lagi, kak.

Fei Lin: Ayo, Aling.

Mereka lalu berjalan ke sudut lain ruangn itu dan mulai kembali bercinta.

Mei Zu dan Fang-Fang melihat mereka berjalan ke sudut ruangan.

Mei Zu: Ahhh... Ayo kita... ahhh... sex orgy bareng. Jarang-jarang kita bisa sex orgy di depan mangsa kita.

Fang-Fang: Mmmmmhhh... Mmmhhh... Betul, Mei Zu. Ayo kita ke sana.

Mei Zu dan Fang-Fang lalu menyusul Aling dan Fei Lin ke sudut ruangan.

Mangsa mereka ditinggalkan menjerit-jerit kesetanan di atas meja operasi itu, sementara mereka mulai saling bercinta lesbian. Terdengar desahan-desahan nikmat mereka berempat bercampur dengan jeritan Endy.

Endy: TOLLOONGGG!! TOLONGGG!! AMMPUNN!! AMMMPUNN!! SAKIITT SEKALI!!

Endy terus memohon dan mengiba sambil menangis karena tidak tahan dengan rasa sakit itu. Ereksi penisnya tak bisa loyo akibat banyaknya cairan berkumpul di kemaluannya tak bisa keluar. Radang itu membuat saraf-saraf sensoriknya seperti ditusuk ribuan jarum mulai dari batangnya sampai skrotumnya. Semakin lama rasa sakit yang dirasakan Endy semakin intens.

Mei Zu: Mmmhh... Mmmhhh...

Fei Lin: Uuuuhhhh...

Aling: Aaahhh... Ahhh...

Fang-Fang: Errmmhhh...

Fang-Fang memakai dildonya di pinggulnya dan mulai seks anal dengan Aling. Mei Zu saling menggunting dengan Fei Lin. Setelah itu mereka berganti posisi seks, misalnya posisi 69 antara Aling dan Fang-Fang, atau saling memasturbasi dengan vibrator.

Keempat wanita psikopat itu terus mendesah dan berteriak nikmat seraya saling merangsang satu sama lain dan masturbasi. Kontras dengan nasib mangsa mereka di atas meja operasi itu yang tak putus berteriak hebat karena kesakitan.

___________________________

Sudah 2 jam lamanya empat wanita psikopat itu sex orgy antar mereka. 

Aling: AAAHHH!! Aku orgasmeeeee lagiiii, kak!!

Aling sedang bercumbu dengan Mei Zu dan payudaranya dimainkan oleh Mei Zu. Aling sendiri memainkan klitoris Mei Zu dengan jarinya sambil tangan satunya meremas-remas payudara Mei Zu. 

Sementara Fang-Fang di bawah yang sedang menjilati klitoris Aling terkena semburan cairan orgasme Aling.

Fang-Fang: Mmmmmmhhh... Mmmmhh.... banyak banget cairan kamu, Aling.

Fang-Fang dengan agresif meminum semua cairan Aling dari vaginanya.

Di sebelah mereka, Fei Lin yang sedang bermasturbasi dengn vibrator juga orgasme.

Fei Lin: AHHH!! GUA JUGGAA KELUUARR!!

Fei Lin lalu menyemburkan cairan kewanitaannya tinggi ke udara sampai melandas di payudara Aling dan Mei Zu yang sedang asyik bercinta. Walau sudah keluar, Fei Lin masih terus menggesek-gesek klitorisnya dengan vibrator untuk mencari kenikmatan.

Akhirnya setelah setengah jam lagi saling bercinta, keempat wanita psikopat itu pun kecapekan.

Fang-Fang: Ahhh... Puaassnnyaa... Udah lama kita ga bercinta begini. Gua sampe muncrat 2x.

Mei Zu: Kamu itu cuma bisa orgasme kalo nonton cowok disiksa.

Fang-Fang tersenyum karena fetishnya disebut Mei Zu dibarengi tawa cekikikan Aling dan Fei Lin. 

Memang di sesi percintaan tadi, Fang-Fang bermasturbasi begitu nikmat sambil melihat Endy yang meronta kesakitan.

Ketika mau orgasme, Fang-Fang berjalan ke arah Endy dan menyemburkan cairan kewanitaanya sampai dua kali, pertama di atas wajah Endy lalu berikutnya di kemaluan Endy.

Fei Lin: Oh iya, jadi gimana nasib anjing itu? Dari tadi berisik sekali.

Aling: Katanya kak Mei Zu mau mengoleskan minyak cabe ke penisnya ya. Aku aja, kak yang olesin.

Mei Zu: Oke, Aling. Minyak cabainya sudah kutaruh di atas meja. Pakai semua saja. 

Fei Lin: Bagian mengamplas aku ya. Ini udah kubawa amplas kasar dari rumah.

Aling: Lubangnya udah kurekatin pake lem besi, kak Fei Lin. Penisnya akan tegang terus. Kocok aja kuat-kuat.

Fei Lin: Mmhh... Iya, Aling.

Fei Lin menjilat bibirnya membayangkan merahnya daging mentah Endy yang selesai diamplas. Dia ingin menghisap darah segar dari kemaluan Endy selesai mengamplas.

Mei Zu: Ahaha... Gua yakin rasa sakit di penisnya akan membuat dia memohon-mohon penisnya dicabut saja.

Ketiga temannya langsung cekikikan dan mengiyakan.

Aling: Jadi setelah kak Fei Lin selesai mengamplas penisnya, apa kita berempat bercinta dengan dia? Sampai dia memohon agar penisnya dicabut.

Mei Zu: Betul, Aling. Kita siksa dia bergiliran pake vagina kita. Fang-Fang akan melakukan seks penghabisan dengan vagina besinya.

Fang-Fang: Uuhhh... Baik, Mei Zu.

Vagina Fang-Fang basah lagi membayangkan ekspresi kematian mangsa mereka itu ketika daging penisnya dicacah di dalam vaginanya.

Mei Zu: Terakhir daging cincang kemaluannya kita jadikan sup. Air mani yang terkumpul di biji pelirnya kita hisap bareng-bareng.

Setelah membuat rencana tersebut, keempat wanita iblis itu berjalan menghamoiri mangsa mereka, yang dari tadi terus berteriak kesetanan.

Postingan populer dari blog ini

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 3)

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 4)

Himari Sang Ratu Kunoichi (Bagian 3)