Mutilasi Penis (Bagian 1)
Furuta adalah wanita pembunuh bayaran yang sangat keji. Walau masih berusia belia, dia berhasil masuk ke dalam grup Yakuza distrik Tokyo dan bertugas untuk menghabisi para lawan Yakuza yang tertangkap. Julukannya adalah "Putri Maut".
Biasanya para korban itu akan disekap di tempat rahasia organisasi tersebut. Di sana, Furuta akan menyiksa korbannya sampai mati pelan-pelan.
Hari ini seorang mata-mata bernama Ichi ditangkap oleh pemimpin Yakuza. Setelah dihajar sampai babak belur dan tak sadarkan diri, dia lalu ditelanjangi dan kemudian dibawa ke gedung rahasia mereka. Di sana Furuta sudah menunggu untuk menyiksa lelaki malang ini.
Ketika Ichi bangun, dari balik temaramnya lampu, dia melihat sosok wanita cantik telanjang sedang berdiri di depannya. Mata Ichi langsung jelalatan menikmati keindahan tubuh wanita di depannya. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena posisinya sedang berdiri terpasung pada kayu yang berbentuk huruf X. Kedua tangan dan kedua kakinya terikat di ujung kayu tersebut.
Furuta: Halo paman. Perkenalkan namaku Furuta. Aku dan ibuku akan menyiksa paman. Silakan jerit dan meronta sepuasnya karena paman akan merasakan neraka di sini.
Di tengah hornynya Ichi dengan wanita di depannya, Ichi mulai mengutuki Yakuza dan Furuta.
Ichi: Yakuza bangsat!! Yakuza akan hancur kalau gua lepas dari sini! Elu cewek jalang brengsek! Gak akan gua kasih ampun!
Furuta: Ahahaha... paman tak tahu posisi paman ya.
Tanpa peringatan, kaki kanan Furuta menendang kuat-kuat biji pelir Ichi.
Ichi: GYAAHHHHH!!!
Furuta: Ahahahahahaha... rasakan paman ahahaha!!! Masih berani paman kurang ajar dengan Yakuza? Ahahahaha!
Furuta terus menendang biji pelir korbannya tanpa ampun. Ichi berteriak kesetanan di setiap tendangan Furuta. Walau dirinya berusaha menghindari tendangan Furuta, tapi tiap tendangan Furuta selalu tepat mengenai pelirnya.
10 menit berlalu, pada tendangan ke 54, Ichi pun muntah sedikit karena rasa mual yang sangat. Kantong pelirnya sudah membengkak hebat dan batangnya sedikit mengacung. Matanya sudah berkunang-kunang karena rasa sakit dari tendangan Furuta.
Ichi: Ampuuun... Ampun... amppuunn, Furuta...
Furuta: Hahaha... malah berani paman muntah di depan Furuta. Paman tahu hukuman paman apa?
Tangan kanan Furuta meraih batang Ichi yang sudah agak mengacung itu. Tangan kirinya mulai meremas-remas biji pelir Ichi. Ichi yang sudah horny dengan cepat ereksi sempurna. Setelah batang itu tegak, tangan kanan Furuta mulai mengocok penis Ichi.
Furuta: Hukuman paman, handjob neraka Furuta ahahahaha!!
Mendengar itu, walau horny, Ichi ketakutan karena dia tahu kejamnya penyiksanya ini.
Ichi: Tooolong! Tolong!!
Ichi mulai bergerak-gerak untuk menghindari Furuta, tapi Furuta mendekap badan Ichi ke arah tembok dan tangan Furuta mulai memompa dengan kasar penis mangsanya.
Setelah 5 menit handjob Furuta...
Ichi: HYAAA!! Saya hampir keluaaaaarr!!
CROT!
Keluarlah ejakulasi pertama Ichi. Spermanya berceceran di lantai.
Furuta tertawa histeris melihat ejakulasi Ichi dan makin mempercepat kocokannya di penis malang tersebut. Ichi berteriak kesakitan karena batangnya sudah sangat sensitif setelah orgasme.
Ichi: Ampun!! Hyyaaaa!!! Saya gak kuaaaatt!! Ampunnnnn!! STOOOP!
Furuta: Ahahaha... Ejakulasi paman tadi baru awal dari siksaan neraka ejakulasi.
Kocokan Furuta sangat konstan, mulai pangkal batang sampai ke ujung penis Ichi lalu kembali lagi ke pangkal. Ichi terus mengerang dan meronta-ronta oleh siksaan handjob Furuta. Sekitar 15 menit...
CROT!
Muncratlah ejakulasi kedua Ichi. Maninya sama banyaknya dengan ejakulasi pertama.
Furuta tertawa-tawa histeris dan tanpa ampun terus memompa batang Ichi yang sekarang sudah mengecil.
Setelah ejakulasi keduanya, Ichi meronta demikian hebatnya karena rasa nyeri di penisnya. Dia pun mulai mengeluarkan sumpah serapah.
Ichi: Bangsaaaatttt!!! Bangsaaaattt! Yakuza bangsaat!
Furuta: Ahaha... Masih sedikit air mani paman yang keluar. Furuta akan terus memompa batang paman sampai Furuta merasa puas.
Ichi: TOLONNGGGG!! HIIIIHH! ISTIRAHAT SEBENTAR!! AGGGHHHHH!!
Furuta: GYAHAHA! Furuta suka liat ekpresi kesakitan paman.
Furuta tertawa-tawa histeris dan terus mengocok batang penis yang sudah loyo itu. Batang Ichi sudah hampir mati rasa, tapi setelah setengah jam, penis Ichi perlahan tegak kembali.
Setelah tegak, hanya perlu beberapa menit untuk muncrat ejakulasi ketiga Ichi. Kali ini orgasmenya terasa sakit dan hanya sedikit air mani yang muncrat. Ichi pun mengerang kesakitan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sekarang dia tanpa henti meminta Furuta berhenti memompa penisnya.
Tapi Furuta tanpa kenal lelah terus mengocok batang malang tersebut seraya meremas-remas dan memijat-mijat biji pelir Ichi.
Furuta: Selamat datang di neraka ejakulasi, paman hahahahaha!
_____________________________________
CROT!
CROT!
CROT!
...
Furuta terus melakukan handjob pada penis mangsanya. Tangan Furuta seperti mesin yang tanpa henti mengocok batang penis Ichi yang sebenarnya sudah letoy. Setelah 4 jam lebih di-handjob Furuta, warna batang penis Ichi sudah sangat kemerahan dan penuh lecet. Bahkan biji pelirnya sudah memerah dan agak penyet akibat diremas Furuta secara brutal.
Akhirnya Furuta pun berhenti mengocok penis mangsanya itu setelah ejakulasi Ichi yang ke-6. Hanya air encer saja yang keluar dari ejakulasi Ichi.
Furuta: Ahahaha... Paman beruntung, Furuta sudah bosan mengocok paman...
Sekarang Furuta berjongkok dan mulutnya mulai mengulum kantung pelir Ichi yang sudah sangat kempis.
Furuta: Hmm... sepertinya masih ada sedikit sisa sperma di sini.
Ichi yang sudah hampir pingsan masih merasakan blowjob Furuta. Dia hanya bisa menjerit lemah merasakan Furuta melakukan blowjob di kemalunnya yang sudah sangat lemas.
Ichi: Tolong... Jangan lagi...
Namun Furuta tak peduli permohonan Ichi. Setelah hampir setengah jam Furuta menghisap batang Ichi, barulah batang itu tegak kembali. Dan selang beberapa menit kemudian muncratlah ejakulasi ke-7 Ichi ke dalam mulut Furuta, yang kemudian ditelannya habis. Kesadaran Ichi sudah hampir hilang karena kelelahan. Kemaluannya juga sudah mati rasa.
Furuta: Mmmmm... Masih banyak juga sisa sperma paman ya.
Melihat Ichi sudah hampir pingsan, Furuta lalu mengambil alat listrik kejut dan menempelkannya ke dalam mulut Ichi dan menyalakannya.
Ichi: GYAAAHHH!!
Ichi langsung tersadar penuh.
Furuta: Hei paman! Paman harus tetap sadar selama disiksa! KYAHAHAHA!!
Tawa jahat Furuta bergema di seluruh ruangan itu. Ichi hanya bisa bergidik ngeri sambil memelas mohon ampun dengan suaranya yang sudah lemas. Tapi tentu saja permohonannya itu sia-sia.