Mutilasi Penis (Bagian 2)

Kali ini Furuta mengambil silet dan beberapa buah jarum panjang yang sudah disiapkannya.

Melihat Furuta berjalan ke arahnya sambil membawa alat-alat itu, Ichi ketakutan setengah mati.

Ichi: Ampuuun Furuta. Saya salah. Saya minta maaf pada kamu dan Yakuza. Ampuunn... Jangan bunuh saya. Ampppunnnn...

Nada bicara Ichi sudah memelas sekarang agar Furuta iba. Ichi sudah menangis tersedu-sedu agar dirinya bisa dilepas. Tapi Furuta adalah pembunuh berdarah dingin. Semakin korbannya memelas, dia akan semakin senang menyiksa korbannya.

Dengan dingin, Furuta menancapkan jarum-jarum itu di sekujur tubuh Ichi. Jarum-jarum itu lalu dicabut dan ditusuk berulang-ulang di bagian-bagian tubuh Ichi. Furuta menghindari menusuk bagian vital Ichi agar korbannya ini tidak mati dulu.

Furuta dengan keji menyiksa Ichi dengan jarum ini selama 2 jam. Tubuh Ichi sudah penuh bolong bekas tusukan jarum Furuta. Total sudah ada 300 lebih bekas tusukan jarum di seluruh badan Ichi. Bahkan wajah dan penis Ichi tidak luput dari tusukan jarum itu. Lelaki itu terus melolong kesakitan dan memohon ampun dengan sangat karena siksaan dahsyat ini. Sudah banyak darah menetes dari lubang-lubang di tubuh Ichi sampai bau anyir darah mulai tercium.

Furuta sudah puas melihat tubuh mangsanya penuh dengan lubang, sekarang dia  mendekat ke telinga Ichi dan berbisik.

Furuta: Ssstt... Furuta dengar paman suka mematai-matai organisasi ini ya. Furuta tahu hukuman yang cocok untuk orang yang suka mengintip?

Tanpa peringatan, Furuta menancapkan  jarum itu tepat di kedua bola mata Ichi.

Ichi: AKKKKHHH!! HYAAAAAA!!

Furuta: Hukuman paman karena menjadi mata-mata adalah menjadi buta hahahaha...

Furuta terus menekan jarum itu sampai menancap di kedua bola mata Ichi. Lalu dengan sekali tarikan, kedua bola mata Ichi tercabut keluar dari rongga mata Ichi. 

Ichi: ARRRRRRRGGHHH!! BANGSAAAATTT!! GYAAKKKHHH!!

Pandangan Ichi langsung gelap total. Teriakan memilukan Ichi menggema di ruangan itu. Kepalanya menggeleng-geleng hebat dan badannya kelojotan.

Kedua bola mata Ichi sudah menancap di jarum itu lalu dimakan oleh Furuta. Terdengar bunyi kunyahan Furuta yang membuat Ichi makin kesetanan. Darah dan cairan dari bola mata Ichi belepotan di dalam mulut Furuta.

Ichi: HYYYYYYYAAAA!! ARRGHHH!! HYYYYAA!!

Furuta: Mmmm... Enakkkkk... Lumayan asin bola mata paman. Sayang paman cuma ada 2 biji.

Darah mulai mengalir dari rongga mata Ichi yang berlubang. Dia sudah buta total sekarang. Di tengah kesakitan dan kebutaannya, Ichi pun mengutuki Furuta.

Ichi: BIADAB!! BANGSAT!! IBU KAMU TOLOL MELAHIRKAN MONSTER MACAM KAMU! GUA PERKOSA IBUMU!! IBU BEGO ANAK HARAM!!

Mendengar sumpah serapah Ichi, Furuta geram. Tanpa segan Furuta menarik keluar lidah Ichi dan menyayat sebagian lidah Ichi dengan silet sampai putus. Darah segar mulai mengalir dari mulut Ichi. Jeritan Ichi terdengar seperti terjepit karena lidahnya dipegang Furuta.

Furuta: Itu hukuman paman karena menghina mommy Furuta. Sekali lagi paman berbicara macam-macam, akan Furuta cabut lidah paman sampai ke akarnya.

Ichi bergidik ngeri mendengar itu dan langsung menutup mulutnya.

Furuta lalu pergi ke sudut ruangan dimana ada telepon di sana. Dia menelepon ibunya, Fuko, untuk memberitahu Ichi sudah menghinanya. Selain itu dia juga menanyakan pesanan alat penyiksaannya.

Fuko: Oke sayang. Mommy akan ke sana untuk memberi pelajaran pada lelaki biadab itu. Kamu mau ke markas pusat ambil pesanan kamu?

Furuta: Ya mommy. Furuta penasaran bagaimana jadinya mainan Furuta.

Setelah Furuta selesai menelepon, dia pun melirik ke Ichi lalu berjalan ke arahnya.

Furuta: Paman nanti akan bertemu mommy Furuta. Paman harus ganteng. Paman pernah operasi plastik? Furuta sering operasi plastik untuk menyamar. Hari ini wajah paman juga akan Furuta operasi plastik. Paman mau model apa?

Ichi takut untuk membuka mulutnya karena ngeri akan kekejian Furuta.

Tapi tiba-tiba...

Telinga Ichi merasakan sakit yang luar biasa dan dia merasakan darah keluar dari lubang telinganya kiri dan kanan. Rupanya Furuta menusuk jarum itu ke dalam telinganya sampai gendang telinganya pecah. Ichi pun menjadi tuli sekarang. Ichi pun berteriak dan mengutuk kembali Furuta, tapi teriakan Ichi terdengar aneh karena lidahnya sudah terpotong.

Furuta: Furuta tadi bertanya pada paman kenapa diam saja?! Karena telinga paman tidak berguna, lebih baik dibuang saja.

Dengan siletnya, Furuta memotong daun telinga Ichi sampai putus. Ichi terus melolong kesetanan dan kejang-kejang hebat. 

Selesai itu, Furuta mulai mempermak wajah Ichi. Karena sudah buta dan tuli, orientasi Ichi menjadi tidak ada. Dia hanya merasakan silet itu mulai menggores-gores wajahnya.

Furuta: Paman tadi tidak menjawab model operasi plastik seperti apa, jadi Furuta asal-asalan saja ya.

Ichi: HHHHHKKKKKK!! EEEEGGGGHH!!

Selama satu jam lebih, Furuta menyayat wajah Ichi dengan silet. Sayatan demi sayatan membekas hampir setiap inci di wajah Ichi. Darah yang menetes sudah demikian banyak sampai membanjiri lantai di bawahnya. Muka Ichi sudah benar-benar habis tak dikenali lagi sekarang. Tidak terkira rasa perih dan derita Ichi disiksa demikian. Dia hanya bisa melolong dan memohon ampun pada Furuta sambil kepala dan badannya terus bergerak-gerak kesetanan.

Setelah Furuta tidak bisa menemukan bagian muka Ichi yang bisa disilet lagi, dia pun menghentikan siksaan itu. Darah begitu banyak di wajah Ichi seakan dia habis cuci muka dengan darah.

Furuta: Hehe... sudah cukup operasi plastiknya paman. Sekarang paman Furuta namakan "Muka Stroberi".

Tentu saja Ichi tidak mendengar apa yang dikatakan Furuta. Dia hanya merasakan sekujur wajahnya perih luar biasa dengan darah yang terus-menerus mengalir. Dia masih berharap Furuta akan melepasnya setelah menyiksa dirinya begitu rupa.

Furuta: Furuta mau istirahat sebentar paman. Mungkin beberapa jam lagi paman akan mati. Semoga paman masih sempat bertemu mommy ya. Mommy paling suka menyetubuhi lelaki yang sedang sekarat.

Furuta lalu pergi meninggalkan Ichi sendirian di ruangan itu. Ichi terus melolong-lolong dengan suara aneh dan teriakannya bergema di ruangan penyiksaan itu.

Postingan populer dari blog ini

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 3)

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 4)

Himari Sang Ratu Kunoichi (Bagian 3)