Mutilasi Penis (Epilog)
Setelah Ichi dipastikan mati oleh Fuko, Fuko menyeret mayat Ichi ke tungku pembakaran yang ada di sudut ruangan. Dimasukannya mayat Ichi ke sana dan dinyalakan tungku itu sampai maksimum. Panas 1000 derajat segera membakar habis seluruh tubuh Ichi menjadi abu.
Fuko lalu memakai pakaiannya dan bersiap untuk meninggalkan ruangan itu, tapi di pintu masuk berdiri Furuta sambil tangan kirinya menyeret seorang pria yang babak belur sedang berteriak-teriak dan meronta. Tangan kanan Furuta juga mendorong troli yang berisi kardus besar.
Furuta: Mommy, makasih udah gantikan Furuta mengeksekusi paman itu.
Fuko: Ya sweetie. Kamu bawa mainan apa?
Furuta: Yakuza sudah menyelesaikan pesanan Furuta. Sekarang aku mau coba alat baru ini pada paman ini.
Rupanya alat itu adalah sebuah bangku semacam kursi listrik, namun yang di tengahnya ada gerigi besar untuk menggencet penis korban mereka. Di bagian dudukan pantat kursi itu terdapat ada lubang tempat dildo otomatis.
Furuta: Mommy, kursi ini dipakai untuk membunuh mangsa kita dengan cepat. Nanti Furuta mau tambahkan aksesoris lain, tapi sekarang kita coba ini dulu.
Fuko dan Furuta lalu melepas seluruh pakaian lelaki itu dan mendudukannya di kursi itu. Walau sudah melawan hebat, lelaki itu bukan tandingan kedua pembunuh berdarah dingin itu. Setelah berhasil dilumpuhkan, akhirnya lelaki itu duduk juga di kursi penyiksaan itu. Kedua tangan dan kedua kaki orang itu diborgol dan di tengah badannya sudah siap gerigi untuk menggencet kemaluannya.
Lelaki itu dipaksa duduk dengan posisi dildo masuk ke dalam lubang pantatnya. Tanpa pelumas di duburnya, dildo itu sangat seret untuk masuk. Tapi pundak lelaki itu ditekan-tekan dengan brutal oleh Fuko sampai dildo itu akhirnya tertancap di dubur lelaki itu. Lubang anus lelaki itu pun melebar secara paksa. Dia pun menjerit antara nikmat dan sakit ketika dildo itu masuk dan mengenai prostatnya.
Furuta: Dildo ini ternyata lebih panjang dari penis paman hehehe.
Fuko: Gyahahaha... Seks terakhir elu sebelum mati adalah seks anal.
Lelaki itu berusaha bangun agar dildo itu lepas dari duburnya, tapi Fuko kembali menekan badan pria itu agar dildo itu tetap tertancap di dubur pria itu.
Furuta lalu mulai menyalakan dildo itu dengan kecepatan pelan. Sodokan dildo itu mengenai prostat lelaki. Rasa geli dan nikmat mulai menjalar di seluruh tubuh pria itu seperti sensasi setrum. Dia menjerit-jerit nikmat. Hanya 3 menit dildo itu menyodoknya...
CROT!
Menyemburlah air maninya. Sensasi orgasme prostat sangat berbeda dengan orgasme jenis lainnya. Sensasi orgasme yang dirasakan pria itu menjalar ke seluruh tubuh.
Sambil merem melek, lelaki itu melenguh dan mendesah.
Furuta: Furuta tambah ya kecepatannya biar paman makin nikmat hehe...
Sekarang dildo itu menyodok dengan kecepatan sedang. Lelaki itu melenguh kesetanan menahan sakit sekaligus nikmat.
Dia pun menjerit nikmat ketika hanya beberapa detik kemudian air maninya kembali muncrat, kali ini mengenai wajah Fuko di depannya. Dengan senyum sinis, Fuko membersihkan air mani itu dari wajahnya dan membuangnya ke lantai.
Fuko: Berani elu muncrat ke muka gua ya... Mati lu bakal menderita.
Furuta: Mommy, paman ini Furuta temukan ketika dia sedang merekam tempat ini. Sepertinya dia detektif. Geng Yakuza sudah menginterogasinya dan menyita semua rekamannya.
Fuko: Bangsat begini memang pantas mati. Mommy akan bikin dia buta dulu.
Lelaki itu berteriak-teriak ketakutan dan menggelinjang di kursinya sambil memohon ampunan dari kedua wanita penyiksanya, tapi Fuko malah menyetrum penis lelaki itu. Lelaki itu pun menjerit dan lumpuh sementara.
Fuko: Heh laki kepo!! Berani elu rekam tempat ini. Siap-siap gedung ini jadi kuburan elu. Elu akan merasakan neraka sebelum mati!
Tanpa antisipasi lelaki itu, Fuko langsung menusuk kedua bola lelaki malang itu dengan kedua kuku telunjuknya yang tajam bagai pisau. Ditariknya kuku itu dari lubang mata lelaki iti dan bola matanya sudah lepas dari rongga matanya.
Lelaki itu berteriak kesetanan ketika darah mulai mengalir dari kedua rongga matanya. Pandangannya langsung menjadi gelap. Fuko lalu mengikatkan penutup mata pada lelaki itu.
Lelaki yang sudah buta itu berteriak-teriak histeris sambil memohon ampun pada dua wanita pembunuh itu. Dia berjanji akan membakar semua rekamannya bila dia dilepaskan.
Furuta: Sudah terlambat paman. Semua rekaman paman sudah dibakar oleh Yakuza. Sekarang paman harus mati.
Lelaki itu menjerit-jerit histeris sementara dengan ekspresi dingin Furuta mulai mengencangkan gerigi itu. Perlahan kemaluan pria itu penyet. Terdengar sedikit bunyi letusan ketika testis pria itu meledak hancur karena tekanan gerigi itu.
Akibat rasa sakit yang begitu hebat, pria malang itu pingsan ketika kemaluannya sudah menjadi bubur. Furuta pun mengangkat gerigi itu. Terlihat kemaluan dan paha lelaki itu sudah hampir penyet. Darah mengalir deras di kursi penyiksaan itu.
Fuko lalu menyetrum mulut lelaki itu agar lelaki itu sadar dari pingsannya.
Lelaki itu pun tersadar dan menangis tersedu-sedu sambil terus memohon ampun. Tentu saja kedua wanita sadis itu tidak peduli akan permohonan mangsanya.
Fuko Heh! Liat penis elu sudah jadi bubur... eh iya gua lupa elu udah buta ahahahahaha!!
Furuta: Paman siap-siap ya Furuta akan memperkosa dubur paman sampai paman mati.
Furuta lalu menaikkan kecepatan getar dildo itu sampai maksimal. Lalu Furuta menekan tombol agar dildo itu mengeluarkan gerigi di dalam anus pria itu.
Pria itu menjerit kesetanan merasakan anusnya ditusuk-tusuk dari dalam. Dildo itu lalu mulai mencacah isi anusnya sampai dagingnya jatuh berserakan di kursi penyiksaan itu.
Walau kemaluannya sudah menjadi bubur, dia masih merasakan orgasme prostat karena ujung dildo itu tumpul dan tepat mengenai prostatnya dengan kecepatan luar biasa. Karena penis dan testisnya sudah hancur, orgasmenya tanpa ejakulasi.
Fuko dan Furuta lalu meninggalkan lelaki itu sendirian. Dia pun menjerit nikmat setiap kali orgasme prostat, lalu dilanjutkan dengan jeritan kesakitan karena isi duburnya hancur dicacah dildo itu. Lenguhan dan jeritan lelaki itu menggema selama hampir satu jam di ruangan itu sampai akhirnya memelan dan sunyi. Tidak lama setelah orgasme prostatnya yang ke-25, lelaki ini pun mati akibat kombinasi rasa sakit hebat dan kehabisan darah.
Fuko dan Furuta kembali setelah beberapa jam setelah lelaki itu meregang nyawa. Seluruh daging dubur lelaki ini sepertinya sudah berserakan. Isi anusnya pun sudah habis dicacah oleh dildo kematian Furuta.
Kedua wanita pembunuh itu lalu tanpa rasa jijik memakan sisa-sisa daging mangsa mereka. Mereka memiliki tendensi kanibal karena banyaknya lelaki yang sudah mereka siksa. Setelah ruangan itu mereka bersihkan, mayat lelaki itu menemui nasib yang sama dengan Ichi, yaitu dibakar habis di tungku.