Mutilasi Penis (Bagian 3)

Sudah hampir sejam Ichi ditinggal Furuta di sana. Dia hampir mati karena kehilangan darah yang cukup banyak. Seluruh anggota badan Ichi sudah sangat lemas untuk digerakkan bahkan untuk membuka mulutnya sekalipun.

Namun tiba-tiba Ichi merasakan mulutnya dibuka paksa oleh seseorang dan diminumkan suatu cairan. Ichi pun gelagapan dan tersedak.

Rupanya Fuko sudah berada di sebelah Ichi dan dia meminumkan botol besar yang berisi 2 liter darah segar dicampur banyak serbuk vitamin dan penambah darah untuk membuat Ichi tetap hidup.

Setelah isi botol itu habis diminum, Ichi merasa badannya perlahan segar kembali tapi dia tetap merasa sangat sulit untuk bergerak.

Setelah itu Fuko menuangkan lagi ke mulut Ichi botol kecil yang berisi 10 butir kapsul obat kuat dosis tinggi yang biasa diminumkan ke korbannya. Dengan brutal,  Fuko menekan kapsul-kapsul itu agar tertelan oleh Ichi. Akhirnya walau susah payah, Ichi terpaksa menelan seluruh kapsul laknat itu.

Hanya dalam waktu beberapa menit, obat kuat itu langsung bekerja dan membuat penis Ichi yang tadinya sudah mati menjadi ereksi kembali. Ichi langsung mengerang-erang saking nikmatnya efek obat itu. Terlihat air mani pra-ejakulasinya luber sedikit dari lubang kencingnya karena produksi air maninya bertambah secara ekstrim dan dengan cepat memenuhi kantung pelirnya. Dengan lidahnya yang sudah terpotong, erangan Ichi terdengar seperti jeritan.

Fuko sudah mengetahui keadaan Ichi yang sudah buta dan tuli dari Furuta. Dia pun tersenyum sinis melihat pinggul Ichi sedang menyodok-nyodok ke udara.

Dengan senyap, Fuko melepaskan Ichi dari pasungannya. Ichi mengira dirinya akan dibebaskan. Tapi rupanya Fuko langsung memiting dan menindihnya di atas lantai. 

Ichi menjerit-jerit dengan suara tidak jelas. Dia merasakan batang penisnya yang sudah sangat tegang diolesi sesuatu oleh Fuko.

Rupanya Fuko mengoleskan anestesi super agar kemaluan Ichi mati rasa total. Setelah cukup banyak anestesi yang dilumurkan di sekujur kemaluan Ichi, Fuko menunggu sebentar sampai pengaruh anestesi itu bekerja.

Setelah beberapa saat, Fuko membuktikan efek dahsyat anestesi itu dengan mengocok batang Ichi sampai ejakulasi. Benar saja, hanya 10 detik batang Ichi dikocok, Ichi merasakan ada sesuatu yang keluar dari lubang kencingnya tapi tidak ada rasa nikmat sama sekali. Dia tidak tahu baru saja mengeluarkan ejakulasi yang sangat kuat sampai menyembur tinggi ke udara.

Karena pengaruh obat kuat, batang Ichi sama sekali tidak lemas walau sudah ejakulasi. Ichi pun masih merasa begitu horny. Dia bahkan lupa untuk melawan dan kabur dari sana. Fuko tersenyum sinis melihat mangsanya sudah tak berdaya. 

Fuko pun berdiri dan melepas seluruh pakaiannya dan bersiap untuk menyetubuhi korbannya yang sudah berdarah-darah itu.

Dengan posisi woman on top, Fuko perlahan memasukkan batang Ichi ke dalam vaginanya. Ichi hanya merasakan tindihan Fuko dan sama sekali tidak tahu penisnya sudah masuk di dalam liang kenikmatan Fuko.

Dengan ekspresi dingin, Fuko mulai menggenjot Ichi. Pinggul Fuko naik turun dengan cepat dan kadang pinggulnya digoyang-goyangkan dan diputar. Terdengar suara-suara becek menggema di ruangan itu.

CIPAK! CIPAK! CIPAK! 

Sebentar saja...

CROT!

Ejakulasi Ichi menyembur kuat di dalam vagina Fuko. Tapi Ichi tidak merasakan kenikmatan sama sekali karena efek anestasi itu. 

Fuko yang belum orgasme masih melanjutkan genjotannya pada Ichi. Kali ini rintihan nikmat mulai keluar dari mulut Fuko.

Fuko: Ahhh! Ahh! Ah!  Walau udah mau mati, titit elu bisa ngaceng juga. Gyahahaha...

Ichi mengerang-ngerang karena rasa horny yang tidak tertahankan. Pinggulnya disodok-sodok ke atas agar bisa menyalurkan hasratnya. Tapi sia-sia karena seluruh saraf di kemaluannya sudah mati rasa sehingga Ichi hanya merasa menyodok udara.

CROT!

Hanya dalam waktu 5 menit, Ichi ejakulasi kedua kalinya di dalam vagina Fuko.

Fuko tertawa-tawa merasakan muncratan mani Ichi di dalam vaginanya. Dia terus menggenjot Ichi untuk menyiksa korbannya itu. 

Fuko lalu menyodorkan buah dadanya untuk dipegang Ichi dan dikenyot mulut Ichi. Begitu banyak darah membekas di payudara Fuko. Kadang dijilatinya darah itu. Bahkan sesekali Fuko menurunkan badannya dan memeluk Ichi sambil mem-french kiss Ichi yang sudah berdarah-darah. Fuko memang sangat suka bila menyetubuhi korban yang sedang sekarat.

Ichi sendiri hanya mengikuti naluri hewannya. Ichi hanya merasakan selangkangannya terasa luar biasa horny terus-menerus karena obat kuat laknat itu. Ditambah dia sudah buta dan tuli sehingga tidak ada yang lain di pikirannya selain ejakulasi dan orgasme. Ichi tidak sadar sudah begitu banyak darahnya membanjiri lantai tempat dia diperkosa Fuko.

CROT!

CROT!

CROT!

Setelah 1 jam bersetubuh, tidak terasa Ichi sudah 10 kali ejakulasi di dalam vagina Fuko.  Semua ejakulasi Ichi tidak membawa kenikmatan sama sekali, tapi produksi sperma Ichi terus mengalir tanpa henti menjadikannya terus-menerus horny.

Fuko akhirnya sudah hampir orgasme. Dimainkannya kelentitnya dengan jarinya. Kepalanya mendongak ke atas mencapai puncak kenikmatan. Dia mendekap kepala Ichi dan memaksa Ichi agar menjilati putingnya untuk menambah kenikmatan orgasmenya.

CROT!

Fuko: UUUAAAHHH!! NIKMATTTT!!

Cairan kewanitaan Fuko menyembur deras dan otot vaginanya mencengkram batang Ichi dan membuat Ichi ejakulasi ke-11 kalinya.

Walau sudah 11 kali ejakulasi, Ichi tidak merasakan orgasme sama sekali. Semua terasa mirip kencing saja. Batangnya pun tidak bisa lemas karena darah terus-menerus mengalir ke batangnya dan kantong pelirnya selalu penuh sperma.

Fuko yang sudah puas menyetubuhi Ichi beranjak bangun dari badan Ichi. Sementara itu Ichi terlihat masih menyodok-nyodok udara untuk menyalurkan hasratnya.

Tiba-tiba Ichi merasakan batangnya dilumuri cairan lagi. Rupanya sekarang Fuko mencuci batang penis Ichi dengan air, alkohol dan sabun agar efek anestesi itu hilang.

Setelah beberapa saat dicuci, efek anestesi itu sudah hilang sepenuhnya. Fuko mengetesnya dengan mengigit batang penis Ichi sampai terlihat bekas gigi Fuko di sana.

Ichi: GGGGGGGGHHH!! GGGHHH!!

Ichi menjerit kesakitan ketika gigi Fuko menancap di sana. Tangannya berusaha menyerang Fuko tapi karena dia sudah terlalu lemas, Fuko berhasil melumpuhkannya.

Sekarang posisi Fuko sudah membentuk posisi 69. Memek Fuko tepat berada di atas mulut Ichi. Kepala Ichi terasa pusing ketika mencium memek Fuko. Rupanya lubang vagina Fuko diberi parfum aphrosidiac untuk menambah nafsu seks korbannya sekaligus membuat korbannya patuh.

Ichi pun mulai menjilati memek Fuko. Ichi tidak sadar Fuko sedang mengoleskan cairan kimia stimulan saraf di sekujur kemaluan Ichi untuk menambah respons saraf ketika penis Ichi disentuh.

Sebentar saja Ichi merasakan penis dan pelirnya menjadi sangat sensitif karena stimulan itu. Dia pun menjerit-jerit nikmat sambil ditindih oleh memek Fuko. Dia merasakan penisnya akan ejakulasi lagi. Tangan kanan Ichi refleks onani sementara Fuko tersenyum sinis melihat korbannya ini berani onani tanpa izinnya.

Hanya beberapa kali kocokan...

CROT!

Ichi: UUUUUUUAAAHHHHHH!!

Muncratlah air mani Ichi. Orgasmenya kali ini begitu dahsyat karena kombinasi dari obat kuat, aphrosidiak dan stimulan saraf. Tapi batang penis Ichi tidak kunjung mengecil dan nafsunya tidak juga berkurang. Tanpa istirahat, tangan Ichi terus melanjutkan mengocok penisnya sampai-sampai dia lupa ada Fuko di atasnya. Kurang dari 3 menit, Ichi pun bersiap untuk orgasme keduanya.

Tapi tiba-tiba...

TEEEESSSS!!

Tanpa disangka Fuko dengan sadisnya menggunting ujung kepala penis Ichi. Air mani Ichi muncrat bersamaan dengan darah yang menyembur seperti air mancur. Rasa nikmat dari orgasme itu hanya beberapa saat dirasakan Ichi sebelum rasa sakit yang dahsyat muncul di penisnya.

Ichi: HYYYY!! HYYYYY!! GGGGHH!!

Efek stimulan saraf itu membuat rasa sakit dari penisnya yang terpotong menjadi berkali-kali lipat. Ichi langsung menjerit-jerit kesetanan dan sontak memberontak untuk melepaskan diri dari tindihan Fuko. Tapi karena Ichi sudah sekarat, tenaganya sudah terlalu lemah untuk melawan. Bahkan untuk menendang atau memukul Fuko saja tenaganya sudah terlalu lemah. 

Ichi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengeluarkan jeritan pilu dan sumpah serapah yang tidak jelas. Fuko tentu saja makin senang melihat korbannya seperti itu. Vagina Fuko menjadi basah membayangkan sebentar lagi dia akan memutilasi kemaluan Ichi.

Postingan populer dari blog ini

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 3)

Disiksa 4 Sekawan (Bagian 4)

Himari Sang Ratu Kunoichi (Bagian 3)